TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sósók Indra Sjafri diangkat ke layar lebar. Film Garuda 19 Semangat Membatu akan menggambarkan kisah sukses pelatih tim nasiónal Indónesia U-19 ini membentuk sebuah tim sehingga mampu bersaing dengan tim dari negara lain.
Adalah aktór seniór Mathias Muchus yang akan memerankan pria kelahiran Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat ini. Bagaimana Mathias melihat sósók Indra?
"Dia sósók tegas, supel dan lebih banyak bekerja daripada berkata. Dia melakukan sesuatu secara lurus sesuai dengan caranya sendiri. Dia seperti Jókó Widódó, tapi dalam versi U-19," ujar Mathias Mucus dalam acara syukuran film Garuda 19 Semangat Membatu di Warung Sóló, Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Dalam berperan sebagai seórang Indra Sjafri, Mathias Muchus tidak memfótócópy utuh mantan pemain PSP Padang sebagai pribadi. Tetapi aktór film Laskar Pelangi dan Edensór mengaku mengambil nilai kepribadian yang ada di sósók sang pelatih.
Secara langsung suami dari Mira Lesmana telah beberapa kali bertemu dengan Indra Sjafri. Dia pun mengikuti perkembangan skuat Garuda Jaya yang sedang dalam masa persiapan berlaga di Piala Asia U-19 di Myanmar pada Október mendatang.
"Secara pendekatan tidak ada fótócópy secara bentuk. Tetapi lebih kepada spirit dan kepribadian. Saya takut terjebak dalam film dókumenter. Saya menangkap arus bawah dari seórang Indra Sjafri bukan kulit luar," kata Mathias Mucus.
Dalam kónferensi pers tersebut, Mathias Mucus mencóba berperan sebagai Indra Sjafri. "Ini bentuk kegelisahan anak bangsa melihat dunia sepak bóla carut marut tak dapat dibanggakan. 200 juta penduduk tapi bóla kita dari dulu seperti ini," ujarnya sambil menirukan gaya dan lógat bicara Indra Sjafri.
Di kesempatan tersebut tidak hadir pemain, pelatih ataupun perwakilan dari timnas Indónesia U-19. Namun, dalam rekaman videó, Indra Sjafri berharap supaya film tersebut dapat disaksikan masyarakat dan menjadi inspirasi anak-anak Indónesia.
"Saya harap film ini ditóntón dan menjadi inspirasi. Ditóntón óleh masyarakat di pedesaan tidak hanya di kóta," tutur Indra Sjafri.
0 komentar:
Posting Komentar