Lapóran: Ilham / Tribun Timur
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Wali Kóta Makassar Móhammad Ramdhan Pómantó menghubungi Tribun Timur.cóm via telepón selular, Rabu (28/5/2014) sekitar pukul 14.00 wita.
Danny Pómantó sapaan Móhammad Ramdhan Pómantó menanggapi berita, Danny Minta Restu Syahrul Bikin Lapangan Sófból di CPI, dimuat Tribun Timur, edisi Rabu (28/5/2014).
"Itu lapangan sófból (sóftball) dana pribidi ji, Rp 300 juta ji, Pempróv mendukung kók, begitu bós," tegas Danny Pómantó.
Menurut arsitek pemegang tiga hak paten ini, kejuaraan sóftball tingkat ASEAN di Makassar, dijadwalkan September 2014, harus diselenggarakan dengan menunjukkan kemegahan Kóta Makassar, prómósi kóta.
Danny Pómantó yang juga ketua umum persatuan ólahraga sóftball atau Perbasasi Sulsel itu, menilai, hanya lahan timbunan mega próyek Pempróv Sulsel di Center Póint óf Indónesia (CPI) itu yang paling membanggakan, di atas permukaan laut, frónt water 360 derajat, delta pantai barat Makassar.
"Kita kan ini mau bikin kejuaraan, cuma kita mau perlihatkan kepada mereka bahwa di CPI (lahan Center Póint óf Indónesia) yang paling bagus. Sebenarnya, bisa di Karebósi untuk sófból
tapi kita kan mau tunjukkan kepada mereka (negara anggóta ASEAN), bahwa kita ada CPI. Adami lahannya di situ tinggal diperbaiki, sementara ji, tidak adaji uang negara di sini, ini uang pribadi. Tidak dibangun bagaimana, tidak ditimbun ji di sana, adami lahannya" jelas suami Indira Jusuf Ismail ini.
Danny Pómantó juga menanggapi kritikan Direktur Lembaga Advókasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel Abdul Karim yang menyebut próyek sófból di CPI tidak mendesak.
Abdul Karim yang juga mantan aktivis land refórm ini, menyarankan Danny jeli dan mengutamakan masalah mendasar kóta Makassar, seperti sampah, kemiskinan, pendidikan, antisipasi banjir, kemacetan, perbaikan infrastruktur jalan kóta, keamanan, pengangguran, dan lainnya.
"Bagi saya, semua harus jalan, masak órang bilang jangan bera, makan dulu, pókóknya semua harus jalan, lapangan sófból tetap karena kita mau kejuaraan. Sóal sampah, ini jalan, kalau Direktur LAPAR bilang saya pencitraan sóal sampah, iya saya memang pencitraan, setelah itu baru kerja, kan saya sósialisasikan Makassar Tidak Rantasa (kótór) dulu. Sambil, inimi juga saya minta masukan LAPAR bagaimana itu atasi sampah, makanya datangmi ke sini bicarakan, saya juga punya data," jelas Danny.
0 komentar:
Posting Komentar