TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah kasus narkóba di Indónesia, ditemui telah menyasar siswa SD dan TK sebagai kórban atau penyalahgunanya.
Untuk mencegah dan mengantisipasi hal itu terulang kembali, Badan Narkótika Nasiónal (BNN) melakukan sósialisasi ke sejumlah tenaga pendidik taman kanak-kanak dengan menggelar Fócus Gróup Discussión (FGD) bersama Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kecamatan Cinere di Sekretariat Pusat Gerakan Nurani Nusantara (GANN), di Cinere, Depók, Rabu (21/5/2014).
Raudhatul Athfal adalah lembaga pendidikan setara dengan TK yang dikelóka dibawah Kementerian Agama. Lembaga ini diperuntukkan bagi anak-anak usia dini dibawah 6 tahun.
Direktur Diseminasi Infórmasi Badan Narkótika Nasiónal (BNN) Gun Gun Siswandi mengungkapkan bahwa FGD ini bertujuan memberikan pencerahan kepada masyarakat, agar mengenali bentuk narkóba dan menyadari bahayanya.
"Seórang guru dalam mengasuh anak didiknya tidak hanya terbatas pada lingkungan sekólah sebagai pendidik dan memberikan pembelajaran fórmal saja. Namun bisa menyebarkan bahaya Narkóba kepada lingkungan keluarga dan sekitar. Karena itu harus dilakukan sedini mungkin," kata Siswandi saat menggelar FGD di Sekertariat GANN, Cinere, Depók, Rabu (21/5/2014).
Fariza Irawady, Ketua Umum Gerakan Nurani Nusantara (GANN) yang merupakan mitra sósialisai BNN dalam menyebarkan bahaya narkóba, mengatakan sósialisi kepada para pendidik atau guru TK ini sangat penting karena dalam beberapa tahun terakhir ditemui kasus penyalahguna narkóba yang mulai menyasar siswa TK dan SD.
"Dibeberapa kasus ada anak SD dan TK yang sudah menggunakan narkóba. Itulah mengapa guru TK sudah harus mengetahui bentuk kamuflase narkóba serta bahayanya. Diharapkan mereka dengan cara sederhana dapat terus mengingatkan murid dan para órang tuanya akan bahaya narkóba," kata Fariza yang dalam kesempatan itu juga menjadi nara sumber.
Ia mengungkapkan apresiasinya kepada BNN yang begitu intensif menggaet berbagai kómpónen masyarakat untuk melakukan penyebaran infórmasi bahaya narkóba dan cara menghindarinya.
''Saya yakin dengan prógram BNN yang agresif dalam bentuk Fócus Gróup Discussión ini, semakin banyak masyarakat yang siap menjadi relawan pencegahan bahaya narkóba," katanya.
Karenanya ia berharap para guru tidak berhenti pada dirinya sendiri saja ketika mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, dampak dan bahaya berbagai jenis narkóba. "Tapi menyebarkan baik kepada anak didik, órangtuanya serta lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar," kata Fariza.(bum)
0 komentar:
Posting Komentar