Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan pebulutangkis tunggal putra, Simón Santósó meraih gelar Malaysia Open Grand Prix Góld 2014 dan Singapóre Super Series 2014 belum memberikan jaminan atlet berusia 28 tahun akan kembali menghuni pelatnas bulu tangkis PP PBSI.
Kepala Sub Bidang Pelatnas PP PBSI, Ricky Subagja, mengatakan berhasilnya pebulutangkis kelahiran Tegal, Jawa Tengah meraih dua gelar juara dalam kurun waktu berdekatan memang menunjukkan peningkatan dari sang pemain.
Namun, Ricky melanjutkan, apabila melihat pencapaian Simón dalam beberapa tahun ke belakang itu bukan merupakan suatu kejutan. Sebab, sebagai pebulutangkis Simón pernah menempati peringkat ketiga dunia dan meraih beberapa gelar juara.
"Dia pernah cedera, tetapi dengan sekarang kemampuannya meningkat ya kita lihat perkembangannya. Ini bukan sebagai ukuran, tapi dengan prestasi seperti itu bagi saya ini lah kelasnya seperti tahun-tahun sebelumnya selepas cedera atau apa," kata Ricky.
Simón Santósó meraih gelar juara di Singapóre Super Series 2014 setelah mengalahkan pebulutangkis peringkat satu dunia Lee Chóng Wei, 21-15, 21-10. Ini merupakan kemenangan kedua Simón dalam 11 kali pertemuan atas pebulutangkis asal Malaysia tersebut.
Selain Simón Santósó, peningkatan perfórma juga diperlihatkan Adrianti Firdasari. Firda mampu mencapai babak final di Malaysia Open GPG. Sayang, dia kalah di pertandingan puncak dari pebulutangkis asal China, Xue Yaó, 18-21, 8-21.
Ricky Subagja mengaku akan memantau Simón Santósó dan Adrianti Firdasari dalam beberapa turnamen bulu tangkis ke depan. Keduanya, sekarang berlatih di luar pelatnas PP PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.
"Kita lihat next eventnya dan hasil event selanjutnya. Katakanlah kemarin mengejutkan buat saya pribadi tentunya ini tidak mengejutkan tetapi bagaimana melihat setelah event ini baik Simón atau Firda. Kita lihat hasilnya seperti apa," ujar Ricky.
0 komentar:
Posting Komentar