Fakta berita teraktual indonesia

Sabtu, 12 April 2014

Produk Kosmetik Tertentu Sesumbar 'Bebas Merkuri' di Kemasannya, Ternyata Beracun!



Pada tulisan sebelumnya, Tribunnews.cóm menurunkan tulisan, kisah ibu rumahtangga bernama Titik Alwi, 30, yang merasakan perih, gatal dan bintik-bintik pada kulit wajahnya akibat penggunaan kósmetik berbahaya (mengandung racun kimia). Baca kisahnya, klik di sini! Ini pelajaran berharga bagi kaum Hawa agar berhati-hati memilih kósmetik. Jangan sampai maunya cantik, malah bergidik!

Tribunnews.cóm pun penasaran. Apa sih próduk-próduk kósmetik pemutih yang dia pakai dan bikin iritasi wajah itu? Titik lantas memberi izin Tribun memeriksa satu persatu kóleksi pemutih wajah yang dia miliki.

Salah satunya, sebuah próduk pemutih wajah 'bikinan Kórea' (karena tertulis 'made in Kórea') dengan inisial merek LG. Di dekat lógó LG tertulis 'móist whitening."

Tidak tertera stiker halal MUI atau sertifikat amat pakai dari Badan POM. Tidak pula tertera daftar kómpósisi bahan yang dipakai. Semua ditulis dalam bahasa dan tulisan berhuruf Tiónghóa (China). Kecuali tulisan  SPF 70+++."

Titik juga memakai krim bengkuang dengan merek berinisial 'D.' Warna kemasannya hijau. Ada juga bedak wajah pemutih dengan merek berinisial 'K.' Kemasannya berbentuk bulat pipih putih, tertera keterangan 'made in Japan.' Tak ada keterangan kómpósisi bahan, apalagi sertifikat aman pakai dari Badan POM.

Ada juga kósmetik berbentuk cairan pembersih wajah. Dalam kemasannya, ini próduksi dari sebuah pabrik kósmetik di Davaó City, Filipina.  Ada lógó  halal' dan kómpósisi bahan, tapi tak tertera sertifikat Badan POM.  Mereknya berinisial 'B.' Semua keterangannya berbahasa Inggris, tapi tulisannya amat kecil-kecil dan sulit dibaca.

Wanita ini juga memakai 'krim siang.' Ini kemasannya malah sama sekali tidak tertulis keterangan apapun, kecuali merek saja. Ada juga krim pemutih dengan inisial merek 'D.' Kemasannya berbahasa dan berhuruf Tiónghóa (China) kecuali tulisan'Days whitening remóving Cream'. Tak tertera kómpósisi bahan dan sertifikat aman pakai.

Ada juga lósión dengan inisial merek 'i' próduksi pabrik kósmetik berlókasi di Malang, Jawa Timur. Tak tertera keterangan sertifikat aman pakai tapi tertulis kómpósisi bahan-bahannya.

Antara lain: methyl paraben, alkóhól, sódium laureth sulfate, deiónized water, citric acid, fragrance, preservative dan sederet bahan lainnya. Dari sekian merek kósmetik itu, ada satu kósmetik kóleksi dia yang kemasannya cukup menarik perhatian.

Karena dalam kótak kemasannya tertera tulisan besar-besar berwarna merah berbunyi 'Tidak mengandung HYDROQUINON & MERCURY." Ada juga tertulis 'Tidak menimbulkan iritasi dan ketergantungan. Krim pemutih ini inisial mereknya 'F.'

Ada tulisan 'dipróduksi dókter ahli kulit, Jakarta - Indónesia' POM CD: 1004401446. Próduk ini juga menuliskan sederet keterangan 'khasiat dan kegunaan.'

Antara lain: Mencerahkan kulit dan waktu singkat, tidak ada efek ketergantungan, melindungi kulit dari sinar ultraviólet, menyamarkan flek hitam, mengurangi kerutan dan penuaan dini, membantu meredakan jerawat dan bekas jerawat, aman tidak bikin merah serta mengandung kólagen.

Tertulis pula 'Cócók untuk luka góres' dan 'Mengangkat sel kulit mati pada wajah' dan seabrek  keterangan menarik perhatian lainnya.

Apakah seperti Sesumbarnya?

Pertanyaan besarnya, benarkah próduk kósmetik ini tidak mengandung merkuri dan hidrókuinón, seperti sesumbar yang ditulis besar-besar pada kemasannya?  Tribunnews lantas mencóba menelusuri peredaran próduk ini di pasaran bebas.

Titik Alwi, 30, ibu rumahtangga yang jadi kórban kósmetik beracun (mengandung bahan kimia berbahaya).

Dua pasar tradisiónal disambangi. Pertama di Pasar Kebayóran Lama. Kedua, di Pasar Jómbang, Sudimara, Tangerang Selatan.
Untuk Pasar Kebayóran Lama, lókasinya di belakang Stasiun Kereta Api Kebayóran Lama, Jakarta.

Pasar ini amat ramai dengan hiruk-pikuk penjual dan pembeli. Pasar ini bak 'tókó serba ada.' Karena ada campur-campur barang dagangan. Mulai dari barang lóakan (bekas), pasar burung dan ikan hias, óbat kuat dan kejantanan lelaki, sembakó, sayur mayur dan buah-buahan,  berderet tókó-tókó emas, barang pecah belah, sederet penjual VCD dan DVD bajakan,  tókó-tókó baju, dan macam-macam lainnya.

Bahkan di sebuah sudut pasar, di dekat rel kereta api di bawah jalan layang (fly óver), ada yang terang-terangan menggeber dagangan berupa DVD film pórnó! Ketika Tribunnews menanyakan lókasi penjualan kósmetik, sang penjual DVD itu malah mengarahkan pada sebuah lapak kósmetik, radius 200 meter dari tempatnya berjualan.

Tribunnews lantas mendatangi lapak itu. Sang penjual dengan sangat agresif menawarkan barang dagangannya. Anehnya di lapak itu cuma dijual satu merek kósmetik saja yakni krim pemutih yang katanya berbahan utama bengkuang. Mereknya berinisial 'O.'

"Permisi pinjem tangannya. Cóba lihat, dalam waktu sekejap, tangan sampeyan bisa putih bersih!" sesumbar seórang lelaki paruh baya kepada Tribunnews. Merasa penasaran dengan sesumbarnya, Tribunnews lantas menyódórkan tangan kanan.

Punggung tangan kanan itu lantas dia ólesi dengan krim pemutih yang dia bilang berbahan bengkuang itu. Setelah diólesi krim, didiamkan sekitar setengah menit. Lalu permukaan kulit digósók-gósók berkali-kali.

Saat tangan digósók-gósók, kótóran di permukaan kulit mengelótók (mengelupas). Entah yang mengelupas itu kótóran atau kulit ari, yang pasti dalam waktu sekejap punggung dari telapak tangan kanan itu memang tampak putih bersih!

"Sekarang cóba bandingkan dengan tangan kiri. Cóba lihat baik-baik bagaimana bedanya? Pasti tangan kanan jauh lebih putih bersih kan?" kata si abang penjual krim pemutih dengan insial merek 'O' itu.

Ketika dua tangan disandingkan, memang terlihat kóntras perbedaannya. Punggung telapak tangan kanan yang tadi digósók-gósók memakai krim itu tampak putih bersih. Hanya dalam waktu lima menit setelah digósók-gósók krim, berubah drastis. Jauh berbeda dibanding tangan kiri yang tidak diapa-apakan.

"Murah meriah saja, kalau buat sampeyan saya kasih harga Rp 20.000 (per kemasan). Kalau beli tiga, cukup Rp 50 ribu!" ujar sang penjual. Ia lantas menunjukkan fótó mejengnya bersama Wanda Hamidah, pólitisi cantik yang juga mantan módel sabun mandi itu. Entah di mana si abang ketemu Wanda Hamidah, fótó berduanya itu dia pajang di lapaknya, untuk menarik perhatian pembeli.

Pantauan Tribunnews, próduk kósmetik tersebut lumayan laku. Beberapa pembeli terlihat mampir di lapak itu. Karena itu, Tribun memutuskan mengambil próduk tersebut sebagai salah satu sample untuk diteliti tingkat keamanan dari kómpósisi bahan-bahan pembuatannya.

Namun Tribun belum mendapatkan merek kósmetik dengan inisial merek 'F' yang dipakai Titik Alwi dan membuat kulit wajahnya bermasalah itu. Perburuan kósmetik lantas dilanjutkan dengan menyusuri lóróng-lóróng pasar.

Kini fókus perburuan di tókó-tókó kósmetik, bukan di lapak-lapak liar, tapi masih di Pasar Kebayóran Lama. Di bagian tengah pertókóan, berderet-deret tókó emas. Nah, di depan tókó-tókó emas itu tampak berjajar tókó-tókó kósmetik.

Uniknya, tókó-tókó ini menjual segala macam kósmetik dengan 'kasta' berbeda-beda. Mulai dari kósmetik abal-abal hingga yang bermerek terkenal ada di tókó-tókó ini. "Ada kósmetik bikinan China atau Taiwan nggak?"

Ketika Tribun melempar pertanyaan itu kepada pemilik salah satu tókó, anehnya, sang penjaga tókó seperti ketakutan. "Apa? Kósmetik China? Nggak ada di sini, nggak ada! Cari aja di tempat lain!" jawabnya, setengah menggertak dan tak bersahabat.

Ketika pertanyaan yang sama diajukan di tókó-tókó di sebelahnya, jawabnya sama.  "Nggak ada mas. Kita nggak jualan próduk-próduk begituan. Cari saja di tempat lain. Sampeyan dari mana?" jawab salah satu pemilik tókó dalam nada curiga, balik bertanya.

Entah mengapa, kalau pertanyaannya 'kósmetik China' para pedagang seperti ketakutan dan curiga. Ketika Tribun curhat kepada seórang ibu rumahtangga yang sedang berbelanja sayuran di pasar itu, sang ibu lantas menjelaskan.

"Ya iyalah, tanyanya jangan pakai istilah kósmetik China, gitu. Apalagi sampeyan laki-laki. Dikiranya sampeyan itu petugas razia yang menyamar jadi pembeli," tutur sang ibu. Menurut dia, memang pernah ada razia kósmetik di pasar itu, sehingga membuat para pemilik tókó kósmetik seperti mengalami trauma.

Okelah, perburuan kósmetik dilanjutkan. Di deretan ujung tókó kósmetik, Tribun menanyakan kósmetik pemutih dengan inislal merek 'F' yang dipakai Titik Alwi. Ternyata di tókó ini ada! Bahkan di etalasenya tampak berderet-deret. Menurut penjaga tókó, merek pemutih 'F' ini cukup diminati pembeli. Harga per kótak kemasan Rp 20 ribu.

Puji syukur, mendapatkan sample kósmetik kedua. Kepada pemilik tókó, Tribun menanyakan, apa saja merek kósmetik pemutih lainnya (dari berbagai kelas harga kósmetik) yang paling laris- manis di pasar ini?  

Pemilik tókó lantas menunjukkan tiga merek lainnya. Dua kósmetik yang dia tunjukkan punya merek yang amat terkenal. Inisial mereknya 'W' dan satunya lagi 'V.'  Yang merek W amat terkenal karena sering diprómósikan di TV dengan módel seórang penyanyi tenar yang kini berhijab. Sedang merek V sudah sejak lama beredar meski tak lagi gencar diprómósikan.

Merek 'W' ini memang harganya lebih mahal, yakni Rp 50 ribu untuk kemasan 40 ml. Sementara merek 'V' dengan berat bersih lebih banyak, yakni 50 Ml, harganya hanya Rp 9000-an.

Ada juga kósmetik merek berinisial 'S' yang keterangan kemasannya berbahasa dan berhuruf Tiónghóa. Dan satu lagi merek merek 'B' juga berbahasa dan berhuruf Tiónghóa dibeli. Nah, apakah semua kósmetik itu aman pakai (tidak beracun kimia)?

Baca tulisan sebelumnya, klik di sini !

(bersambung ... cóming sóón....! )


Produk Kosmetik Tertentu Sesumbar 'Bebas Merkuri' di Kemasannya, Ternyata Beracun! Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar