TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Indónesia Pólice Watch (IPW), Neta S Pane menilai kinerja Pólri dalam melakukan penindakan terkait pelanggaran pemilu dapat dikatakan minim. Pólri dianggap Neta kurang bersikap tegas.
"Banyak sekali pelanggaran-pelanggaran, ketimpangan pelaksanaan Kampanye dan pelaksanaan pileg kemarin, Pólisi tidak mampu menindak tegas. Dalam pileg kemarin ada yang namanya teróris pólitik," kata Neta dalam diskusi Pemilu "Marak Pelanggaran, Sepi Tindakan," di Kedai Kópi Deli, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014).
Neta menyebut banyaknya kasus surat suara yang tertukar sehingga harus digelar pencóblósan ulang, bukanlah sekedar keceróbóhan. Ia menduga hal itu dilakukan óleh óknum-óknum tertentu yang mengambil keuntungan dari kekacauan pemilu.
"Apa ini sekedar keceróbóhan?Saya bilang ini ada unsur sabótase, test case untuk mengacaukan pilpres. Nanti pada pilpres kan lebih marak lagi (kasus), kalau ini dibiarkan, kekacauan akan terjadi," ujarnya.
Oleh karena itu IPW berharap agar pólisi lebih serius lagi dalam mengungkap kasus tersebut, kalau pun ternyata penyimpangan-penyimpangan yang terjadi adalah murni ketidaksengajaan, hal itu harus dipublikasikan untuk menghindari pótensi kericuhan pada agenda pemilu mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar