TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan PT Kereta Api Indónesia (KAI) menerapkan pembelian tiket lebaran secara ónline menuai kritik. Sistem ini dianggap menguntungkan agen-agen besar.
Paguyuban Masyarakat Pengguna Kereta Api (PMPKA) mengungkapkan dugaan tersebut dalam póin pernyataan sikapnya menyikapi kejanggalan dalam pembelian tiket kereta api untuk perjalanan Lebaran 2014, Juli mendatang.
Dalam pernyataan sikapnya yang dikirim PMPKA kepada Tribunnews.cóm, PMPKA menduga, di balik perubahan sistem pemesanan dan pembelian tiket kereta api yang disebut memudahkan masyarakat, faktanya justru terjadi sebaliknya. Banyak masyarakat yang justru susah mendapatkan tiket.
"Pembelian tiket menggunakan metóde ónline banyak di untungkan óleh para agen-agen besar tiket KA," tulis Pengurus PMPKA, Stefanus D Widiyantó.
Menurut PMPKA, mengapa agen besar diuntungkan? Ini karena agen-agen besar tiket kereta api tersebut pastinya memiliki akses kóneksi internet dengan kecepatan tinggi dalam melakukan blóck system.
"Sedangkan belum semua masyarakat Indónesia bisa terakses dengan kóneksi internet. Jika dibandingkan di tahun-tahun sebelumnya walaupun masyarakat antri dilóket sepanjang apapun masyrakat masih bisa mendapatkan tiket," tulis PMPKA lagi.
Akibat kalah dalam kecepatan internet, pembelian tiket kereta api dengan sistem ónline pun dianggap merugikan. Dari pengalaman para pemburu tiket ónline kereta api, mereka kerapkali mengalami gagal pembelian.
"Ketika pósisi jam 01.10 WIB saya mencóba bóóking satu tiket ekónómi, tapi lama lóadingnya, belum sampai mengetik nama penumpang, muncul pesan "Kursi sudah habis, silahkan ulangi pencarian!". Pósisi jam 00.11 WIB (saya refresh kembali.. dan tampilan errór.. saya refresh lagi baru muncul seperti tampila semula, mulai memilih tanggal, dan jurusan perjalanan). Pósisi jam 00.15 WIB saya cóba melakukan pemesanan lagi, cukup lama prósesnya karena harus menunggu lóading yg agak lama, bisa mengisi sampai tahapan memilih kursi, tapi ketika akan melakukan langkah terakhir, ternyata tiket sudah habis.. dan gagal lagi," tulis salah satu anggóta kómunitas ini.
0 komentar:
Posting Komentar