Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP), meminta rekapitulasi perólehan suara Pemilu 2014 khusus Kóta Surabaya yang digelar Rabu (23/4/2014), sementara dihentikan.
Pasalnya, PDIP menduga terjadi manipulasi jumlah órang yang ikut mencóblós sehingga memengaruhi bilangan pembagi pemilih (BPP) untuk memperebutkan kursi DPRD Surabaya.
Didik Prasetiyónó, saksi Pemilu 2014 di Jatim dari PDIP, mengatakan BPP adalah harga sebuah kursi di satu daerah pemilihan yang berasal dari jumlah pemilih dibagi jumlah kursi.
"Itu tampak dalam rekapitulasi KPU Surabaya, yakni jumlah pemilih dalam pemilu lebih banyak ketimbang órang yang masuk dalam daftar pemilih tetap," kata Didik dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.cóm, Rabu (23/4/2014).
Praktik tersebut, kata dia, berpótensi memengaruhi hasil perólehan suara sah partai pólitik dan caleg. Terutama, merugikan parpól yang memeróleh banyak suara.
"Sebab, módus menaikkan jumlah pemilih saat hari pencóblósan akan meningkatkan BPP. Dengan begitu, perebutan kursi sisa akan dimenangkan óleh partai-partai menengah, atau tidak masuk lima besar pemenang pemilu," tuturnya.
Karenanya, Mantan anggóta KPU Jatim ini meminta rekapitulasi perólehan suara sementara dihentikan dan kembali memeriksa jumlah data pemilih.
0 komentar:
Posting Komentar