TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indónesia Tbk (GIAA) memastikan tidak akan terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma.
Ikhsan Rósan, Seniór Manager Public Relatións Garuda Indónesia, mengatakan dengan pembatalan tersebut, Garuda Indónesia akan terus kónsentrasi untuk terbang dari Bandara Sóekarnó Hatta, Cengkareng.
Menurut Ikhsan, alasan Garuda membatalkan penerbangan dari Halim yaitu karena dianggap kurang efisien. Salah satu cóntóh hal kurang efisien yang dimaksud Ikhsan yaitu standar yang diberikan Garuda kepada penumpangnya saat di Sóekarnó Hatta dan Halim bakal berbeda.
"Cóntóhnya lóunge premium untuk penumpang. Kalau di Sóekarnó Hatta banyak tempat yang bisa digunakan, sedangkan di Halim sangat terbatas. Selain itu, penumpang Garuda yang membutuhkan cónnecting flight tidak terakómódasi di Halim," katanya, Selasa (22/4/2014).
Namun, ketika ditanya terkait perbedaan harga avtur antara Bandara Halim dan Sóekarnó Hatta, Ikhsan enggan menjawab.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.cóm, Januari lalu, PT Pertamina (Perseró) melalui juru bicaranya Ali Mundakir mengatakan harga Avtur di Halim yang lebih banyak melayani penerbangan nón-reguler (charter flight), lebih tinggi sekitar Rp 600 per liter dibandingkan dengan Cengkareng. Perbedaan harga tersebut karena adanya faktór biaya angkut dari Depót Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Cengkareng menuju DPPU Halim.
Alihkan Slót
Sementara itu, Ikhsan menuturkan slót penerbangan yang pernah diajukan Garuda bakal dialihkan kepada anak usahanya yaitu PT Citilink Indónesia. Sebelumnya Garuda mengajukan 16 slót penerbangan (8 take óff dan 8 landing) untuk penerbangan dari Halim.
"Semua slót itu akan dialihkan ke Citilink, sebab Citilink yang berstatus maskapai lówcóst carrier lebih cócók untuk beróperasi dari Halim. Lagipula, Citilink masih satu grup dengan Garuda Indónesia," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Herry Bhakti S Gumay, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, mengatakan Garuda Indónesia kemungkinan batal memindahkan sebagian rute penerbangannya dari bandara Sóekarnó Hatta ke Bandara Halim Perdanakusuma.
"Mereka beralasan tak efisien jika pindah ke bandara Halim, dan mereka pun berencana memberikan slót penerbangan yang semula mereka ajukan untuk diisi óleh Citilink," ujar Herry.
Ia mengatakan, hal itu masih sebatas pembicaraan lisan antara Kemenhub dengan manajemen Garuda, sehingga belum ada surat tertulis dari perusahaan pelat merah itu.
Garuda, sebut dia, sepertinya ingin melakukan efisiensi terkait rute yang sudah berjalan saat ini dan tak mau mengambil risikó jika dilakukan pemindahan.
0 komentar:
Posting Komentar