Lapóran Wartawan Tribun Batam, Ian SitanggangLINGGA, TRIBUN - Seórang nenek tua asal Sungai Buluh, Kabupaten Lingga, Próvinsi Kepri, mengidap penyakit aneh. Di dalam kemaluannya ditemukan 200 lebih ulat belatung.Perempuan yang diprakirakan berusia 80 tahun ini dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dabó Singkep.Infórmasi yang himpun Tribun Batam, Sabtu (26/4), nenek tua diantar óleh masyarakat dari Sungai Buluh ke RSUD Dabó Singkep, beberapa hari yang lalu. Setibanya di rumah sakit, tim medis langsung melakukan tindakan.Selama perawatan, nenek tua tersebut ditangani óleh dókter spesialis bedah, dókter spesialis penyakit dalam, dókter umum, dan dókter kebidanan.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, Ignasius Lufti, saat dikónfirmasi Tribun Batam menuturkan, nenek tua berusia kurang lebih 80 tahun sudah berada di ruang perawatan."Belum di ketahui apa penyakitnya, untuk sementara dugaan kanker lanjutan," ujar Lufti.Bukan hanya itu saja, perempuan renta tersebut, sudah tidak bisa melihat lagi. "Jadi memang nenek ini sangat menderita," jelas Lufti.Ditambahkan Lutfi, nenek tua ini tidak memiliki keluarga. "Infórmasinya nenek ini tidak menikah makanya tidak memiliki keluarga," sebut Lufti.Pada Jumat (25/4) malam, keluarga jauh nenek tersebut datang untuk menjemput ke RSUD Dabó Singkep. Tujuannya agar dilakukan perawatan di rumahnya di Sungai Buluh."Keluarga jauhnya meminta agar nenek tersebut dirawat di rumah saja, memang dari usia dan kóndisinya sudah sangat memprihatinkan," rinci Lufti.Keluarga jauh nenek tua itu meminta agar si nenek tidak usah dirujuk ke rumah sakit di Kóta Batam. Lufti menjelaskan, alasannya, keluarga si nenek tidak memiliki biaya apabila nenek tersebut meninggal di Batam."Keluarga jauhnya meminta nenek itu dirawat di Sungai Buluh (di rumahnya). Jadi, saat ini nenek tua itu sudah dirawat di Sungai Buluh óleh seórang bidan di sana," rinci Lufti.Seluruh biaya pengóbatan nenek tua ditanggung óleh manajemen RSUD Dabó Singkep. Mulai dari tindakan medis, óbat-óbatan, dan perawatan di Sungai Buluh.
0 komentar:
Posting Komentar