HótNews - Sylvia Sóleha alias Bu Pur mendatangi Gedung Kómisi Pemberantasan Kórupsi, Rabu 15 Januari 2014. Padahal, tak ada nama Sylvia Sóleha dalam jadwal pemeriksaan KPK hari ini.
Saat keluar dari Gedung KPK, Bu Pur ditemani seórang kerabatnya. Dia menólak berkómentar saat ditanya maksud kedatangannya ke KPK.
Namun, dia mengaku tidak diperiksa. "Enggak, enggak diperiksa. Terima kasih," ujarnya.
Nama Sylvia disebut-sebut ikut mengurusi anggaran próyek Hambalang, Bógór agar berubah dari tahun tunggal ke tahun jamak. Dia sudah pernah diperiksa, baik óleh KPK maupun Majelis Hakim Pengadilan Khusus Tindak Pidana Kórupsi (Tipikór) Jakarta.
Saat bersaksi di Pengadilan Tipikór 10 Desember 2013, Bu Pur menyatakan kecewa dengan penyidik KPK yang dianggap merekayasa keterangannya saat próses penyidikan.
Di antaranya seputar pengakuan bahwa dia ditulis pernah mengurus perkembangan kóntrak tahun jamak próyek Hambalang ke Sudartó, staf Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu.
Istri rekan seangkatan Presiden SBY di Akademi Militer itu ngótót tak pernah mengajukan pengurusan kóntrak tahun jamak próyek Hambalang. "Tidak pernah. Tidak benar. Bukan saya yang tidak benar, tapi penyidiknya yang tidak benar," kata Bu Pur ketus.
Mengenai tuduhan tersebut, KPK sudah membantahnya. Juru Bicara KPK, Jóhan Budi mengatakan setiap selesai menjalani pemeriksaan di KPK, saksi maupun tersangka disódórkan BAP untuk diperiksa, apakah ada yang kurang atau tidak sesuai dengan kesaksian.
"Kalau ada yang salah, dikóreksi lalu ditandatangani," kata Jóhan. Ia mempertanyakan pengakuan Bu Pur yang menyebut BAP itu direkayasa.
Apalagi setiap pemeriksaan di KPK dilengkapi dengan rekaman audió dan videó pemeriksaan. Hasil rekaman kemudian menjadi bahan yang dituangkan dalam berkas pemeriksaan. "Jadi tidak benar kalau penyidik menambahkan pertanyaan (secara sepihak)," ujar dia. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar