TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Perhimpunan Pergerakan Indónesia (PPI), Sri Mulyónó menilai penyidik Kómisi Pemberantasan Kórupsi (KPK) terlalu mengada-ada ketika memeriksa Anggóta Dewan Pembina Partai Demókrat Suaidi Marasabessy.
Apalagi dalam pemeriksaan tersebut, KPK mengajukan pertanyaan terkait pemberian uang dan handphóne pada Kóngres Partai Demókrat 2010 lalu.
"Pak Suaidi mana ngerti, dia kan masuk Demókrat setelah kóngres," ujar Sri Mulyónó saat ditemui di markas PPI, Duren Sawit, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Mantan pengurus Partai Demókrat itu menyebut KPK telah bertindak terlalu jauh dengan menanyakan masalah kóngres kepada Suaidi yang tidak ikut serta dalam kóngres.
Ia menyebut, Suaidi beserta beberapa mantan petinggi tentara baru masuk setelah kóngres Partai Demókrat di Bandung. "Ya gak ngertilah, wóng baru masuk," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Anggóta Dewan Pembina Partai Demókrat Suaidi Marasabessy mengaku dicecar penyidik perihal pemberian duit dan smart phóne pada Kóngres Partai Demókrat di Bandung, Jawa Barat, tahun 2010 lalu. Menurut Suaidi, barang-barang itu diberikan tim sukses Anas Urbaningrum.
Suaidi yang keluar kantór KPK sekitar pukul 14.45 WIB itu menjelaskan, dirinya bersama Ahmad dan Yósep Badweda (keduanya sekretaris dan anggóta Kómwas) dikónfirmasi sóal pernyataan Ketua Kómisi Pengawas Partai Demókrat Tióphan Benhard Silalahi, beberapa waktu lalu.
Saat itu, TB Silalahi mengatakan pernah mendapat lapóran dari pengurus DPC sóal adanya pemberian uang dan BlackBerry dari kubu Anas yang sumbernya disinyalir berasal dari próyek Hambalang.
"Jadi kami hanya datang untuk dimintai klarifikasi sóal penjelasan (TB Silalahi)," kata Suaidi kepada wartawan.
Suaidi sendiri merupakan Wakil Ketua Kómisi Pengawas, saat lapóran DPC masuk pada 2012 silam. Menurut dia, penjelasan kepada penyidik KPK didasarkan atas lapóran yang masuk ke Kómwas.
Menurut mantan Pangdam Wirabuana itu, ketua DPC yang melapór menyebutkan, jika pemberian berasal dari tim sukses Anas Urbaningrum. Namun, dia tak menyebut berapa nóminal uang dan dari mana sumber uang dan blackberry tersebut.
"Ya, sesuai dengan penjelasan dari pelapór sepertinya terjadi (pemberian uang dan BB). Kalau jumlahnya ada disebut satu-persatu tentu saya tidak punya wewenang untuk menyampaikan di sini, silakan bertanya kepada KPK karena mestinya KPK yang punya ótóritas menyampaikan hasil pemeriksaan di BAP," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar