Seórang guru di Adelaide, Australia Selatan, tidak dipecat tetapi dipindahkan ke bagian lain, meski terbukti menggunakan akun murid di sekólah guna melihat situs-situs pórnó.
Penyelidikan yang dilakukan Departemen Pendidikan Australia Selatan atas masalah ini sekarang sudah selesai, dan lapóran akhir sudah dikirim kepada sang murid yang akunnya digunakan óleh guru tersebut.
Dalam reaksinya, si murid mengatakan kecewa karena guru yang menggunakan akunnya tidak dipecat tapi dipindahkan ke tugas nón-mengajar.
Peristiwa ini terjadi di tahun 2004 ketika si murid masih berada di kelas 10. Pada awal kejadian, murid tersebut yang dituduh óleh sekólah sebagai yang mengakses berbagai situs pórnó tersebut dan diberhentikan dari sekólah.
Namun di tahun 2013, dia mendapatkan bayaran sekitar $ 30 ribu dólar (lebih dari Rp 300 juta), yang disebutnya sebagai uang "tutup mulut".
Sang guru sekarang diberhentikan sementara tapi tetap mendapat gaji sejak bulan Október 2013, setelah si murid berbicara secara publik mengenai lapóran yang dibuat óleh Departemen Pendidikan.
Dalam lapóran tersebut, direktur eksekutif Departemen Pendidikan Tóny Harrisón berkesimpulan bahwa sang guru "besar kemungkinan" melakukan tindakan tidak patut.
Sang guru dituduh mengakses ratusan situs pórnó, namun kemudian dipindahkan ke sekólah lain. Lapóran Departemen Pendidikan menyebutkan dia tidak akan dipecat dari pekerjaannnya.
"Saya sudah memutuskan bahwa akan memindahkan dia ke pósisi nón-mengajar dalam lingkungan departemen pendidikan." kata Harrisón.
Dalam reaksinya, si murid mengatakan dia kecewa dengan hasil penyelidikan departemen pendidikan.
"Saya kira ada standar ganda di sini, apa yang menjadi hak pelajar maupun hak guru merupakan dua hal yang berbeda sama sekali." katanya. "Saya masih terheran-heran bahwa masalah ini bukan masalah perlindungan hak anak."
Sang murid mengatakan dalam lapóran akhir masih banyak hal yang tidak terjawab mengenai mengapa dia mendapat bayaran 30 ribu dólar.
"Mereka mengatakan bahwa semua pertanyaan ini akan dijawab dalam lapóran akhir, namun nyatanya tidak ada." katanya.
0 komentar:
Posting Komentar