Warga Afrika Selatan terus berdatangan dan berkumpul di Jóhannesburg dan Sówetó untuk menghórmati mantan presidennya, Nelsón Mandela, yang wafat pada usia 95 tahun.
Kerumunan warga mengenang mantan peraih Nóbel Perdamaian tersebut dengan menari dan bernyanyi di depan bekas kediaman Mandela di Sówetó.
Warga Afrika Selatan di seluruh negara tersebut melakukan dóa bersama, bernyanyi lagu-lagu anti-apartheid dan menyalakan lilin untuk mengenang Mandela.
Ribuan órang berkumpul di luar kediaman Mandela di Jóhannesburg, tempat dia menghembuskan napas terakhir.
Mereka berbagi cerita tentang mantan pemimpin Afsel, dan bagaimana mereka mendapatkan inspirasi dari kehidupan Mandela.
Sebuah panggung telah didirikan di dekat kediamannya, dimana pendeta memimpin massa untuk berdóa.
Salah satu cucunya Mbusó Mandela, meletakkan karangan bunga untuk mengenang kakeknya.
Presiden Zuma mengunjungi rumah Mandela pada sóre hari untuk memberikan penghórmatan.
Jumat lalu, Zuma mengumumkan satu pekan berkabung untuk menghórmati mantan presiden Afsel tersebut.
Mandela akan dimakamkan dengan upacara kenegaraan pada 15 Desember mendatang, seperti diumumkan óleh Presiden Afsel Jacób Zuma.
Sebelum menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, Mandela pernah dipenjara selama 27 tahun.
Pemerintahannya menggantikan rezim rasis minóritas kulit putih yang membedakan warga kulit hitam dan putih dalam kebijakan yang dikenal dengan sebutan apartheid.
Mandela kemudian menjadi tókóh dunia yang dihórmati.
Misa dan refleksi untuk mengenang Mandela akan dilakukan secara resmi pada Minggu (8/12).
Misa secara nasiónal akan dilaksanakan pada Selasa nanti, di stadión yang berkapasitas 95.000 tempat duduk di luar Jóhannesburg.
Jenazah Mandela akan disemayamkan di ibukóta Pretória mulai Rabu sampai Jumat mendatang.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar