Banyak pihak marah dengan operasi pesawat tak berawak AS di Yaman.
Parlemen di Yaman melalui pemungutan suara hari Minggu (15/12) menentang penggunaan pesawat tak berawak atau drone milik Amerika Serikat untuk menyerang kelompok militan yang memiliki hubungan dengan Al Qaida.
Mayoritas anggota parlemen menolak operasi Amerika setelah serangan dengan pesawat tak berawak pada pekan lalu salah sasaran dan menewaskan 15 orang yang tengah menghadiri pernikahan.
Pernyataan yang dikeluarkan parlemen menyebutkan warga sipil perlu mendapat perlindungan sementara pada saat yang sama kedaulatan Yaman juga perlu dihormati.
Suara menentang penggunaan pesawat tak berawak untuk menggempur posisi anggota kelompok militan mencerminkan kemarahan yang meluas di Yaman.
Namun banyak kalangan mengatakan penentangan dari parlemen ini diperkirakan tidak banyak mengubah keadaan.
Pemerintah Yaman secara terbuka menyetujui operasi pesawat tak berawak Amerika melawan kelompok-kelompok militan.
Yaman mengalami gangguan stabilitas dan keamanan sejak presiden yang lama berkuasa, Ali Abdullah Saleh mundur pada 2012, menyusul gerakan perlawanan rakyat.
Krisis politik menyebabkan gangguan keamanan yang serius terutama di kawasan selatan yang bergolak.
Pada 5 Desember militan Al Qaida menyerang Kementerian Pertahanan di Sanaa, menewaskan 52 orang.
Sumber: BBC Indonesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar