Kerja sama antara maskapai penerbangan Emirates dan Qantas terbatas pada berbagi jalur penerbangan bersama, tidak pernah ada pembahasan soal kepemilikan saham Emirates di Qantas.
Demikian dikatakan presiden maskapai penerbangan Emirates, Tim Clark. Ia menolak saran untuk membeli saham milik Qantas, jika perusahaan maskapai milik Australia tersebut tidak lagi membatasi kepemilikan asing.
Awal tahun ini, Emirates menjalin kerjasama penerbangan bersama Qantas. Kesepakatan tersebut menjadi penting dalam mendukung Qantas yang telah mengalami kerugian dalam bisnis internasional, selain juga mendorong harga sahamnya yang terus merosot. Tapi ini sejauh Emirates belum mau membeli saham bahkan jika Pemerintah Federal Australia menaikan jumlah kepemilikan saham asing dari 49 persen saat ini, menjadi 60 hingga 65 persen. Dalam pernyataan yang disampaikan kepada koran West Australian dan dipublikasikan juga di sebuah situs pemeringkat maskapai penerbangan, Tim Clark mengatakan ia kini memperhatikan Qantas dengan sesama. Namun, Clark menegaskan kalau Emirates bukanlah sumber uang yang tak ada habisnya. "Jadi tidak ada, tidak ada ekuitas (kepemilkan) di atas meja," tulisnya. Pernyataan ini bukan kejutan bagi Qantas. Saat kesepakatan dengan Emirates ditandatangani akhir tahun lalu, kedua maskapai mengatakan kerjsama mereka lebih bersifat tentang kemitraan bukan kepemilikan. Juru bicara Qantas menambahkan, pernyataan Clark tersebut adalah sebagai bentuk penegasan. Strategi utama Qantas saat ini adalah untuk terus melobi sejumlah pihak untuk bisa meningkatkan jumlah kepemilikan asing, yang membuka potensi investor asing untuk masuk. Tujuan ini menjadi momentum akhir pekan lalu, saat Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan ia akan memperingan aturan soal kepemilkan saham Qantas. Sementara Qantas akan mengajukan proposal resmi, masalah ini akan dibahas di parlemen federal Australia hari Selasa (17/12/2013). Salah satu pilihan adalah kemungkinan pemberian jaminan dari pemerintah untuk hutang Qantas, seperti halnya terjadi saat bank-bank mengalami kesulitan saat menghadapi krisis keuangan global. Tapi ini akan menjadi perjalanan panjang bagi Qantas, dan membutuhkan permainan di tingkat yang sama agar bisa menambah jumlah kapital seperti saingan Qantas, maskapai Virgin Australia. Qantas mengakui telah merugi hingga 300 juta dolar dalam enam bulan pertama pada tahun ini, dan pemotongan setidaknya seribu lapangan pekerjaan.
0 komentar:
Posting Komentar