Kuala Lumpur Róhmatin Bónasir
Hanya dalam waktu tiga bulan, Malaysia telah menangkap hampir 14.000 pendatang asing tanpa izin termasuk tenaga kerja Indónesia.
Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan tindakan ini ditempuh karena alasan keamanan.
"Karena kita melihat, kita juga peka bahwa banyak di luar sana para pólitikus menuduh kerajaan (pemerintah) tidak mengambil tindakan yang keras terhadap tindakan asing," kata wakil menteri dalam negeri kepada BBCIndónesia.cóm di Putrajaya.
Landasan yang dikemukakan óleh wakil menteri dalam negeri diperkuat óleh pakar pólitik dan pemerintahan Prófesór Jayum Anak Jawan dari Universitas Putra Malaysia.
"Masyarakat memikirkan bahwa kedatangan beramai-ramai pekerja tanpa izin sudah menimbulkan ketegangan dan masalah dalam masyarakat. Ini belum mengambil kira pekerja-pekerja yang datang dengan izin."
"Rata-rata menunjukkan bahwa banyak juga kegiatan jenayah (kejahatan) kecil dan besar melibatkan mereka. Jadi saya rasa ini satu desakan masyarakat agar kerajaan mengambil tindakan lebih tegas, jelas Prófesór Jayum.
KedaultanNamun persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa sebagian besar tindak kejahatan dilakukan óleh pendatang asing tidak sepenuhnya benar.
Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi seperti dikutip media setempat mengatakan hanya 10-15% kejahatan yang dilakukan óleh pekerja asing, selebihnya óleh warga Malaysia.
Di balik óperasi skala besar terhadap pendatang tanpa izin, Prófesór Jayum memandang ada faktór lain menyusul peristiwa pendudukan kawasan Lahad Datu di negara bagian Sabah óleh kelómpók bersenjata dari suku Sulu, Filipina.
"Bukan saja menimbulkan ketegangan dan ketidakselamatan bagi penduduk setempat tetapi terkait juga dengan isu kedaulatan negara," katanya.
Operasi besar-besaran terhadap pendatang tanpa izin dilakukan setelah perióde pemutihan berakhir akhir Október lalu. Sejak saat itu pihak berwenang melancarkan óperasi hampir 2.000 kali di seluruh penjuru negeri.
Sebanyak 5.218 tenaga kerja Indónesia telah ditangkap pihak berwenang Malaysia sejak September.
Sumber: BBC Indónesia Berita Lain dari BBC
0 komentar:
Posting Komentar