KETIKA leher terasa kaku, tengeng, baisanya langsung menyimpulkan penyebabnya posisi tidur yang salah. Hal itu tidak salah, tapi juga tidak selalu benar. Rasa sakit pada leher bisa disebabkan hal lain. Misalnya, sikap tubuh saat beraktivitas, cedera, hingga gangguan pada saraf.
Dalam istilah medis, leher kaku atau tengeng dikenal dengan nama Tortikolis Spasmodik. Dokter Theri Effendi SpOT, dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Orthopedi & Traumatologi Surabaya, menjelaskan, leher menjadi kaku karena adanya kontraksi otot dalam posisi yang salah. Ketika kita tidur atau melakukan aktivitas lain dengan posisi tubuh dan leher yang salah, otot di sekitar leher akan melakukan kontraksi. Kontraksi itu terjadi agar leher bisa tetap menopang kepala supaya tegap. Jika kontraksi itu terus terjadi saat posisi tubuh salah, otot di sekitar leher akan menjadi kaku. Saat itu, akan terjadi pengumpulan asam laktat di bagian otot leher. Itulah yang lalu mengakibatkan rasa sakit atau nyeri pada leher. Theri lalu menjelaskan penyebab leher bisa menjadi kaku. Yang pertama adalah kebiasaan tubuh saat beraktivitas. Biasanya, leher kaku akan menyerang mereka yang suka bermain gadget dengan posisi leher yang salah. Misalnya, bermain gadget sambil tengkurap. Posisi leher lalu menjadi melengkung ke atas. Penyebab kedua adalah sikap tubuh saat olahraga. Theri mencontohkan saat bersepeda. Pada sepeda tipe tertentu, posisi badan diharuskan agak membungkuk. Otomatis, leher juga akan menyesuaikan, yakni dengan posisi seperti saat tengkurap. Jika desain sepeda tidak cocok dengan tubuh, leher bisa menjadi kaku. Tidak hanya saat bersepeda, leher kaku juga bisa terjadi pada mereka yang gemar berolahraga di gym. Hal itu rentan terjadi saat mengangkat beban. Jika saat mengangkat beban tubuh berada di posisi yang salah, leher menjadi bagian tubuh yang terkena dampaknya. Posisi tubuh saat bekerja juga bisa mengakibatkan leher kaku. Bayangkan jika Anda bekerja terlalu lama di depan laptop atau komputer dengan posisi leher melengkung atau tidak tegak. Pada saat bersamaan, otot-otot tetap melakukan kontraksi. Kontraksi otot yang terus-menerus itu akan memberikan dampak yang sama dengan salah posisi tidur. 1 2 next >
0 komentar:
Posting Komentar