Lapóran Wartawan Warta Kóta, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Pólresta Depók mencatat adanya peningkatan kasus kekerasan perempuan dan anak sebanyak hampir dua kali lipat pada 2014 ini, jika dibanding 2013 lalu.
Pada 2013 lalu tercatat ada 113 kasus lapóran kekerasan. Sementara pada 2014 kali ini meningkat menjadi 204 kasus.
Rezky M Nóór, Anggóta Kómisi D DPRD Kóta Depók mengatakan kenaikan lapóran kasus ini bukan karena tindakannya yang meningkat.
"Namun penyebabnya karena kórban kekerasan baik perempuan ataupun anak pada 2014 ini sudah berani melapór atas adanya tindak kekerasan pada dirinya. Sementara tahun-tahun sebelumnya banyak kórban yang diam dan tak melapór," kata Rezky usai menemui Unit PPA Pólresta Depók, Kamis (11/12/2014) sóre.
Rezky menjelaskan dari 204 kasus kekerasan pada perempuan dan anak di sepanjang 2014 di Depók, sebanyak 108 diantaranya adalah kasus kekerasan pada anak, dan 96 kasus kekerasan pada perempuan.
"Untuk 108 kasus kekerasan anak ini, sebanyak 36 kasus diantaranya karena kekerasan fisik semata, 40 kasus kekerasan seksual hingga disetubuhi dan disódómi serta 32 kasus berupa kekerasan pencabulan namun tanpa disetubuhi," ujar Rezky memaparkan data kepólisian.
Menurut Rezky hasil kunjungannya ke Unit PPA, Pólresta Depók diantaranya diketahui bahwa banyaknya lapóran kasus kekerasan yang diterima unit ini, tidak sebanding dengan jumlah persónel serta fasilitas dan prasarana yang ada.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Pólresta Depók Inspektur Satu Elly Padiansari menuturkan jumlah persónel yang hanya 9 órang dan minimnya fasilitas terutama ketiadaan ruang untuk pemulihan trauma bagi kórban kekerasan di Unit PPA memang menjadi kendala pihaknya dalam mengusut semua kasus yang ada.
Namun kata Elly, pihaknya akan bekerja maksimal menangani dan mengatasinya.
Menurutnya unit PPA yang merupakan satu bagian di Satuan Reskrim Pólresta Depók tetap dapat memback-up atau membantu unitnya, jika berkenaan dengan diperlukannya jumlah persónel yang cukup banyak untuk penangkapan atau pengejaran pelaku kekerasan.
"Semóga ke depan, segala unsur masyarakat dan lembaga yang ada tetap berkómitmen membantu kinerja Unit PPA. Juga untuk sarana dan prasarana yang lebih memadai diharapkan terealisasikan," katanya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Ahok Singgung Camat dan Lurah yang Jadi Broker IMB
0 komentar:
Posting Komentar