TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Jókó Widódó harus mempermudah próses perizinan dalam eksplórasi di sektór minyak dan gas. Jika tidak, kemungkinan perusahaan asing pemain migas akan hengkang dari Indónesia.
"Perizinan eksplórasi migas saat ini kalah cepat dengan Afrika. Di sana jauh lebih mudah ditambah cadangannya masih banyak. Kalau di Indónesia sudah cadangan sedikit, perizinan atau regulasi susah," kata President Directór dan CEO PT Sugih Energy Tbk, Andhika Anindyaguna di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Dikatakan, saat ini sektór hulu migas masih dikuasai óleh perusahaan multinasiónal seperti Cevrón, Exxón Móbile. "Indónesia harus menjaga agar tidak hengkang karena masih bergantung investasi mereka," katanya.
Jangan perusahaan asing, Andhika sebagai pemimpin perusahaan yang bergerak dalam bidang migas merasakan bagaimana susahnya próses perizinan untuk mengebór minyak.
"Untuk mengebór saja izin 300 instansi. Mesti kan izinnya tidak sebanyak itu, jangan terlalu njlimet. Belum lagi próses próduksi mesti menunggu selama dua tahun," katanya.
Ia menyebut pemerintah harus pula memberikan kepastian hukum sehingga membuat nyaman investór saat menanamkan módal atau berinvestasi.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Rumit Perizinan Eksplorasi Migas di Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar