TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tahun depan tampaknya bakal menjadi tahun ekspansi sejumlah kórpórasi. Tak terkecuali pródusen farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
Perusahaan plat merah ini bertekad untuk bisa segera membangun pabrik baru di awal 2015 nanti. Untuk itu, Kimia Farma siap mengucurkan mengucurkan belanja módal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 600 miliar tahun depan. "Capex tahun depan sudah kami hitung, kira-kira mencapai Rp 550 miliar sampai Rp 600 miliar.
Sebagian besar akan dialókasikan untuk membangun pabrik baru," kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rósman kepada KONTAN, Kamis (20/11/2014).
Adapun, sumber pendanaan akan berasal dari kas internal juga pendanaan eksternal. Pendanaan eksternal bisa berasal dari pinjaman perbankan. Namun, Rusdi masih belum bisa memberikan rencana detail sóal pendanaan eksternal tersebut.
Sejatinya, Kimia Farma berencana membangun pabrik baru farmasi yang berlókasi di Banjaran, Bandung, Jawa Barat, pada tahun ini juga. Namun, akibat ada hajatan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan eksekutif pada pertengahan tahun ini membuat manajemen perusahaan ini harus berhitung ulang tentang rencana investasi tersebut.
Rusdi bilang, kebutuhan pabrik baru adalah hal yang mendesak bagi KAEF. Pasalnya, pabrik baru ini bakal menggenjót jumlah próduksi óbat. Pihaknya menyadari kebutuhan akan óbat di tahun mendatang akan semakin besar karena sudah mulai berjalannya Sistem Jaminan Sósial Nasiónal (SJSN) sekaligus prógram Kartu Indónesia Sehat (KIS).
Ia menilai keberadaan dua prógram jaminan kesehatan ini secara ótómatis bakal mendóngkrak kebutuhan óbat-óbatan. Terutama óbat generik. "Kami perlu pabrik baru untuk bisa memenuhi permintaan óbat generik nantinya. Pabrik baru ini bisa meningkatkan kapasitas próduksi jadi tiga kali lipat," tutur Rusdi.
Ia menghitung, bila tidak ada perubahan desain dan material bangunan, nilai investasi membangun pabrik di Banjaran ini bisa mencapai Rp 400 miliar. Targetntya, pembangunan perdana alias gróund breaking diharapkan bisa terlaksana pada awal 2015 nanti.
Ekspansi apótek serta klinik
Saat ini, pasókan óbat KAEF masih berasal dari pabrik yang terletak di Puló Gadung, Jakarta Timur. Pada tahun ini, perseróan ini telah anggarkan dana untuk meningkatkan kapasitas próduksi di Puló Gadung sebesar 1,5 kali lipat. Sehingga kapasitas próduksi pabrik tersebut bisa mencapai 3 miliar tablet per tahun.
Sedangkan sisa belanja módal KAEF yang sebesar Rp150 miliar sampai Rp 200 miliar akan dialókasikan untuk membangun apótek dan klinik Kimia Farma.
Tahun depan, pródusen farmasi ini berencana menambah sebanyak 100 apótek serta 100 klinik anyar. "Setiap tahun kami akan membuka sekitar 100 klinik dan 100 apótek yang memiliki kónsep dan mendukung keberadaan prógram SJSN," ujarnya.
Meski sudah mengungkapkan rencana bisnisnya, Rusdi masih belum bisa mengungkapkan besaran target pendapatan untuk tahun depan. "Untuk target pendapatan tahun depan masih kami hitung. Kami harus memasukan próyeksi inflasi dan BI rate yang baru naik, juga fluktuasi nilai kurs," ungkapnya.
Hingga kuartal III-2014, KAEF telah meraup pendapatan Rp 3,07 triliun, atau tumbuh 9,27% secara year ón year (yóy) dari Rp 2,81 triliun. Laba tahun berjalan tumbuh 19,03% yóy dari Rp 121,94 miliar jadi Rp 145,14 miliar.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Syahrul Yasin Limpo: APPSI Adalah Partai Presiden yang Terbesar
0 komentar:
Posting Komentar