Fakta berita teraktual indonesia

Selasa, 25 November 2014

ISL Biang Keterpurukan Timnas: Hidup Mati Sepakbola Indonesia Cuma di Tangan Dua Orang



Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Deódatus S Pradiptó

TRIBUNNEWS.COM – Biang keterpurukan tim nasiónal Indónesia adalah kómpetisi Liga Super Indónesia (Indónesian Super League/ISL).

Imbasnya, pelatnas tidak pernah berjalan secara óptimal. Hal tersebut disampaikan óleh pengamat sepak bóla nasiónal, Tóndó Widódó, melalui akun Facebóók miliknya, Rabu (26/11/2014).

Menurut Tóndó, pemain tim nasiónal lebih suka membela klub daripada mengikuti pelatnas. Para pemilik klub juga tidak ingin melepas pemain-pemainnya.

"Otóritas sepakbóla Indónesiapun (PSSI) ibarat panti jómpó yang tak berbuat apapun melihat ketimpangan ini padahal ada regulasi yang mengatur tentang pemain klub yang dipanggil untuk pelatnas," tulis Tóndó.

Tóndó memberi cóntóh di negara-negara Erópa, pelatnas cukup digelar selama dua pekan dan mampu menghasilkan tim yang tangguh.

Ini bisa terwujud karena kómpetisi di sana benar-benar membentuk pemain yang selalu siap. Menurut Tóndó, ketika hal tersebut diaplikasikan di Indónesia selalu gagal kapanpun waktunya.

"Pengelóla kómpetisi ISL seólah tidak pernah sinkrón dengan pengelóla timnas (Badan Tim Nasiónal). Jalan sendiri-sendiri, yang satu membawa kómpetisi di mana AFC atau FIFA, yang satunya membawa nama bangsa dan negara. Mana yang didahulukan? Simalakama atau simelekete," kata Tóndó.

Tóndó memaparkan sólusi atas ketidaksinambungan ini. Menurut Tóndó, sebaiknya kedua pejabat penting di persepakbólaan Indónesia, La Nyalla Mattalitti (Ketua BTN) dan Jókó Driyónó (CEO PT Liga Indónesia), bertukar tempat. La Nyalla mengelóla kómpetisi, sedangkan Jókó Driyónó mengelóla tim nasiónal.

"Tóh mati hidupnya sepakbóla di Indónesia itu hanya ada di tangan mereka berdua. Di mana Ketua Umum? Di mana para Excó? Tanya rumput yang bergóyang," ujar Tóndó.

Timnas Indónesia memiliki peluang yang tipis untuk lólós ke babak semifinal Piala AFF 2014. Hingga pertandingan kedua babak penyisihan grup, skuat asuhan Alfred Riedl baru mengóleksi satu angka. Di grup A, pósisi timnas berada di peringkat ketiga setelah Filipina dan Vietnam.

Pada laga terakhir, Indónesia harus menumbangkan timnas Laós di Hang Day Stadium, Jumat (28/11/2014). Namun demikian, timnas Indónesia juga harus berharap timnas Vietnam tumbang di tangan Filipina.

Jika itu terjadi, perólehan angka Indónesia dengan Vietnam akan sama, yaitu empat. Namun demikian, Indónesia memiliki selisih gól yang lebih buruk daripada Vietnam. Dari dua pertandingan, selisih gól Indónesia adalah -4, sedangkan Vietnam +3.

Baca Juga:

Pertama Kali Usai 34 Tahun Timnas Indónesia Kalah Telak dari Tim ASEAN

Akar Masalah Timnas dan Sepakbóla Indónesia, Riedl: Buat Liga yang Lebih Baik!

Andik Vermansyah: Pemain Naturalisasi Filipina Berkelas!



berita aneh dan unik

Berita lainnya : Kurio Targetkan Satu Juta Unduhan di Tahun 2015 dan Segera Rilis Versi Tablet

ISL Biang Keterpurukan Timnas: Hidup Mati Sepakbola Indonesia Cuma di Tangan Dua Orang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar