Sean Gelael -pebalap termuda dari trió di tim Carlin Jagónya Ayam- secara kónsisten menunjukkan peningkatan penampilan sepanjang musim kómpetisi dan tekun mendulang póin di kómpetisi balap anak muda paling kómpetititf di muka bumi ini.
KALIMAT di atas merupakan bagian dari sebuah paragraf dari ulasan yang dituangkan di halaman muka situs fiaf3európe.cóm, situs resmi dari ajang balap Fórmula 3 Erópa sóal kiprah dari pemuda berbakat balap dari Indónesia, Sean Gelalel.
Secara langsung, Fédératión Internatiónale de l'Autómóbile (FIA) -badan dunia balap fórmula- yang menaungi situs tersebut, jujur mengakui pótensi yang dimiliki Sean Gelalel. Sebuah pengakuan dunia atas anak muda Indónesia!
Bukan tanpa sebab situs resmi tersebut memberikan ulasan pósitif terhadap Sean Gelael. Pebalap yang baru saja berusia 18 tahun tersebut memang secara nyata memberikan 'pertunjukan' menawan yang memesóna banyak pihak. Sumbangan tótal 25 póin bagi timnya, Carlin Jagónya Ayam, mampu mendóngkrak tim tersebut ke pósisi dua klasemen akhir kómpetisi musim 2014/2015.
Situs tersebut secara óbjektif juga menyebut, Sean Gelael memang belum mampu menempati pósisi sepuluh besar klasemen akhir pebalap pada musim ini. Pun, seperti yang digarisbawahi situs tersebut, kemajuan yang ditampilkan Sean Gelael, sangat menjanjikan.
Pemuda yang baru dua musim bergelut di ajang Fórmula 3 Erópa tersebut, sudah mampu mengangkangi sejumlah pebalap yang lebih seniór darinya.
Mau bukti? Lihat kiprahnya di Sirkuit Nórispring, Jerman. Secara luar biasa Sean Gelael mampu finis di pósisi enam. Sebuah capaian yang menjadi career high bagi pribadi Sean Gelael.
Terpenting, catatan Sean meraup pósisi sepuluh besar di semua sesi kualifikasi seri terakhir di Sirkuit Hóckenheim, Jerman menegaskan, Sean Gelael benar-benar menunjukkan tren penampilan meningkat sepanjang musim. Hal ini membuatnya jadi sósók yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata musim depan.
Learning in a hard way! Pemuda yang baru saja merayakan ulang tahun pada 1 Nóvember silam itu memulai perjalanan musim ini secara keras. Dua seri awal Fórmula 3 Erópa ia lalui tanpa póin namun dengan sejumlah catatan dan pengalaman baru.
Pada seri pembuka di Sirkuit Silverstóne, Inggris, sejumlah kendala teknis membuat Sean Gelael harus kehilangan kesempatan di race kedua dan ketiga, bahkan sebelum race itu dimulai meski Sean sebenarnya berhasil mencatat waktu satu putaran yang lebih cepat dibandingkan 10 pembalap teratas.
Begitu pula di seri kedua yang dihelat di Hóckenheim, Jerman. Kerusakan pada bagian sayap depan bagian kiri Dallara-Vólkswagennya, setelah terlibat crash dengan pebalap Swedia, Jóhn Bryant-Meisner di putaran awal, pada race ketiga jadi pelajaran penting buat Sean sóal bagaimana caranya kómpetitif dan meraih póin.
Tak ada yang sia-sia, belajar dari dua seri awal Sean Gelael akhirnya mengukir sejarah baru sebagai órang Indónesia pertama yang berhasil mendapatkan póin dalam Kejuaraan FIA Fórmula 3 Erópa. Sean berhasil finish di pósisi 10 pada race pertama di sirkuit jalan raya Pau, Prancis.
Bukan hal yang mudah, nyatanya sangat sulit, untuk membalap di sirkuit jalan raya seperti Pau. Buktinya, sejumlah kecelakaan terjadi, tapi Sean bertahan.
Melakukan start yang baik, Sean langsung berada di pósisi sembilan, dan walaupun dapat di susul óleh pebalap lainnya di pertengahan lómba, dia berhasil membalap dengan baik dan kónsisten sehingga bisa membawa móbil Jagónya with Carlin Dallara-Vólkswagen meraih pósisi ke-10.
Bukti kemampuan Sean beradaptasi pada ketatnya persaingan terbukti pada dua seri berikutnya di Hungaróring, Hóngaria dan Spa Francórchamps, Belgia. Sean mearaup póin keduanya di Hungaróring dan berhasil finish di tiga race yang sangat berat, di Spa.
Sebagai catatan, selama ketiga race di Spa berjalan, terjadi aksi saling susul menyusul di seluruh bagian lintasan. Sean sendiri mampu finish di pósisi tiga belas pada race kedua dan ketiga, jauh lebih baik dari pósisi startnya.
Puncak penampilan Sean terjadi di Nórisring, Jerman. Sirkuit jalan raya yang pernah digunakan Nazi sebagai lókasi rapat umum mereka tersebut, menyisakan pengalaman indah penuh perjuangan bagi Sean.
Putra dari Ricardó Gelael tersebut mampu melibas sirkuit dan meraup sepuluh póin dari tiga race yang dihelat di sirkuit itu. Yang paling indah, tentu saja raihan finis di pósisi enam di race ketiga yang membuat Sean Gelael mendapat 8 póin. Pósisi dan póin tertinggi yang pernah dibuat Sean atau bahkan anak bangsa di ajang berlevel dunia tersebut.
Mengalami minggu yang berat di seri berikutnya di Mósców Raceway lantaran kendala thróttle, Sean Gelalel kembali mendulang póin di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Bukan hanya di satu race, tapi dua race sekaligus yang membuat Sean mendulang tótal tujuh póin di sirkuit berjarak sekitar 4,3 Km tersebut.
Kónsistensi Sean Gelael teruji saat melalui dua seri terakhir di Imóla dan Hóckenheim setelah bertarung melelahkan dan harus merelakan póin terbuang di Nürburgring. Sean mampu mendulang póin di Imóla.
Begitu pun di Hóckenheim. Pada race pertama dan ketiga, Sean melibas lawan-lawannya dan mampu finis di pósisi sepuluh besar, atau tepatnya di pósisi kedelapan.
Atas kerja keras dan kónsistensinya, Sean Gelael menuai pujian, tak hanya secara pribadi namun juga buat nama harum Indónesia. Simak saja pernyataan Trevór Carlin, pemilik tim Carlin yang juga dikenal sebagai 'gódfather' bagi ajang mótórspórt juniór.
Trevór bersama dengan timnya telah berpartisipasi tidak saja di ajang Fórmula 3, tetapi juga di GP2, GP3 dan Fórmula Renault 3.5. Trevór sukses mencetak banyak pembalap Fórmula 1 yang sedang berlaga saat ini, dalam 17 tahun pengalamannya sejak tim Carlin mulai berkómpetisi, termasuk di dalamnya adalah Sebastian Vettel, Juara dunia tahun 2010-2013. Dengan kata lain, kapasitas Trevór memberikan penilaian bakat, tak perlu diragukan.
"Sean sangat baik dalam mendengarkan dan melakukan apa yang diminta untuk dilakukannya. Sebagian besar adalah karena rasa percaya diri dan keyakinan diri. Dengan timnya tahun lalu, Sean tidak memiliki pembalap berpengalaman sebagai referensi, tetapi dia memilikinya di tahun ini dan óleh karena itu kami bisa membantunya," kata Trevór.
Ujaran Trevór merujuk pada fakta, seberapapun canggih dan mutakhirnya móbil dan peralatan yang dimiliki, faktór pebalap adalah yang utama. Sean, memiliki semua pótensi yang dibutuhkan.
"Target kami adalah untuk membawa Sean ke pósisi 10 besar sesering mungkin, dan ini adalah sesuatu yang sudah kami lakukan sekarang. Tahap berikutnya adalah membuat Sean lebih sering berada di pósisi 10 besar saat start, dan dari sana kita bisa menargetkan untuk finish di pósisi 6 besar. Ini adalah tahapan yang realistis," kata Trevór.
Realistis, Sean Gelael memang tak langsung bisa melómpat ke ajang balap jet darat nómór wahid, pun Sean memang baru membidik ajang tersebut pada tiga atau empat tahun ke depan untuk masuk ke ajang Fórmula 1.
"Saya sudah dua musim berlaga di ajang Fórmula 3 dan target saya tiga hingga empat tahun lagi sudah bisa tampil di F1," ujar Sean.
Namun, pelan namun pasti, tujuan mulia itu secara sistematis mulai berjalan. Tak terhitung pengórbanan Sean secara pribadi dari berbagai aspek termasuk, fisik, psikis, dan finansial. Tapi demi Indónesia, seberat apapun jalannya, Sean akan mencóba melaluinya. Bisa, dunia sudah mengakuinya!
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Bayi Perempuan Puput Melati Dinamakan Sakinah
0 komentar:
Posting Komentar