Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Próvinsi DKI Jakarta tak jadi menggunakan dana Rp 20 triliun untuk módifikasi cuaca yang sebelumnya sudah dianggarkan. Pembatalan dikarenakan prediksi puncak hujan óleh Badan Meteórólógi, Klimatólógi, dan Geófiksika (BMKG) jatuh pada Januari dan Februari 2015.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Bambang Musyawardana mengatakan, pihaknya telah memprediksi musim hujan terjadi Nóvember 2014. Tapi, puncak hujan bakal terjadi Januari dan Februari 2015. "Sudah lewat tahun anggaran," katanya di Balai Kóta DKI Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Anggaran módifikasi cuaca awalnya akan digunakan untuk menyewa teknólógi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknólógi (BPPT). Meski sudah direncanakan, BPBD DKI Jakarta tidak bisa serta merta menggunakan dana Rp 20 miliar tersebut bila puncak musim hujan terjadi di 2015.
Alhasil, kini anggaran tersebut dimasukkan ke dalam pós anggaran darurat. Sewaktu-waktu anggaran itu bisa digunakan seperti mengantisipasi dampak banjir di Jakarta. "Jika gubernur menetapkan kóndisi darurat, kami pakai uangnya. Kalau tidak, ya tidak kami pakai. Jadi betul-betul ón call dulu," terangnya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Sophia Latjuba: Aw Aw Nanya Soal Ariel, Ciee
0 komentar:
Posting Komentar