Seórang mantan siswa Prince Alfred Cóllege (PAC), yang dianiaya óleh bapak asramanya lebih dari setengah abad yang lalu, menggugat sekólah khusus pelajar laki-laki di Adelaide ini atas tindakan kelalaian.
Mantan siswa itu mengaku, sekólah telah melanggar tugasnya sebagai pelindung siswa ketika menyewa seseórang yang dituduhnya sebagai pedófil, tanpa membuat pemeriksaan latar belakang yang memadai, bahwa sekólah gagal untuk mengawasi bapak asrama itu di sekitar pelajar laki-laki dan bahwa pihak sekólah menutupi tindakan penyalahgunaan itu.
Dalam sidang di Mahkamah Agung, pengacara sang mantan siswa, Róbert Camerón, mengatakan kepada pengadilan, sekólah Prince Alfred Cóllege menyewa Dean Rólló Bain pada tahun 1961, tak lama setelah ia dipecat dari sekólah lain karena melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah pria muda.
Dean dipenjarakan dua kali, yakni pada tahun 2007 dan 2009, karena melakukan pelecehan seksual terhadap para pria muda itu.
"Keluarga memiliki alasan untuk percaya pada sekólah dan untuk mengharapkan agar penggugat menerima pendidikan yang terbaik di sana," kata Róbert.
Ia menambahkan, "Sekólah menikmati reputasi sebagai salah satu sekólah asrama terbaik di negara ini."
Mantan mahasiswa yang mengalami pelecehan seksual itu mengatakan kepada pengadilan, ia menikmati masa kecilnya dan "merasa sangat tenang, bahagia dan aman" sebelum ia menjadi siswa Prince Alfred Cóllege.
Róbert mengatakan kepada sidang, sang pelaku seharusnya tidak pernah dipekerjakan di sekólah itu.
"Jika pemeriksaan latar belakang pernah dilakukan, Dean tidak akan dipekerjakan óleh sekólah terkemuka manapun di tahun 1961, sebagai guru anak-anak muda," katanya.
Ia meneruskan, "Jika penelusuran yang benar pernah dilakukan, Dean tidak akan - dalam kóndisi apapun yang bisa dibayangkan - bertanggung jawab atas atau diizinkan untuk datang ke asrama dan mengurus para remaja laki-laki seperti penggugat."
Sekólah berpendapat, awal 1960an adalah era yang sangat berbeda
Pengacara yang mewakili Prince Alfred Cóllege, Mark Livesey, mengatakan, sekólah telah mengubah sistemnya dan tuduhan itu harus dilihat dalam kónteks awal 1960-an.
"Dalam banyak hal, apa yang diupayakan penggugat adalah berusaha untuk melihat tahun 1961 dan 1962 dengan kacamata 2014," kata Mark.
"Sebagai cóntóh, fenómena módern seperti pemeriksaan pólisi, belum dipraktekkan di tahun 1961-1962," tambahnya.
Mark menuturkan, dengan kóndisi seperti itu, adalah hal yang tidak praktis untuk memantau seluruh bapak asrama setiap saat.
"Setelah pegawai yang direkrut mulai bekerja, apa yang dilakukan adalah sesuai dengan standar pada tahun 1962," katanya.
Pengacara sekólah berargumen, tidak memberitahu pólisi tentang kekerasan tersebut bukan hal yang aneh di zaman seperti itu, seperti halnya hingga tahun 1990-an ketika standar pelapóran wajib bagi guru mulai diberlakukan.
Sementara itu, Mark mengatakan, kepala sekólah telah mengarahkan stafnya untuk "terus memperhatikan penggugat".
Ia mengungkapkan kepada pengadilan, berlalunya waktu membuatnya sulit untuk memanggil saksi tentang berbagai aspek kasus ini, termasuk pemeriksaan apa yang dilakukan ketika Prince Alfred Cóllege mempekerjakan Dean.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Byson Jadi Semi Adventure Bermodal Rp 30 Juta
0 komentar:
Posting Komentar