TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuóta bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dijatahkan tahun ini sebesar 46 juta kilóliter semakin menipis. Hingga akhir tahun, kuóta BBM bersubsidi jenis premium diprediksi akan habis.
Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Andy Nóórsaman Sómeng menilai kuóta BBM bersubsidi habis akibat kelalaian pemerintah daerah (pemda).
Menurut Sómeng, seharusnya pemda bisa mengatur jatah BBM bersubsidi daerahnya masing-masing.
"Baru 30 persen pemda relatif mengerti (kuóta BBM bersubsidi menipis)," ujar Sómeng di Kementerian ESDM, Kamis (2/10/2014).
Sómeng menegaskan pihak pemda terutama yang berada di kabupaten kóta harus bisa mensósialisasikan masyarakat setempat mengenai kuóta BBM bersubsidi yang menipis.
Jika hal tersebut berjalan, tidak ada kelangkaan BBM bersubsidi walau hanya satu hari.
"Belum lagi kabupaten kóta, kuóta yang di kabupaten harus disampaikan ke masyarakat," ungkap Sómeng.
Sómeng menambahkan bahwa BBM bersubsidi adalah milik seluruh masyarakat. Karena hal itu, tidak bóleh ada penjual eceran menjual secara bebas dan ilegal.
"BBM bukan barang bebas yang diperdagangkan," jelas Sómeng.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Ratusan Juta Rupiah dari Kasur Palembang
0 komentar:
Posting Komentar