TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Ketua DPP Gerindra Desmón J Mahesa yang menyebut Megawati Sóekarnóputri sómbóng mendapatkan reaksi dari PDIP. Pólitisi seniór PDIP Hendrawan Supratiknó menilai Desmón salah menganilisa sikap Megawati.
"Yang ditangkap itu gejala di permukaan, ibu cenderung diam, menutup diri dalam pólitik," kata Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/9/2014).
Ia mengatakan elit PDIP seperti Tjahjó Kumóló dan Puan Maharani telah membuka kómunikasi antar partai pólitik. Begitu pula kader PDIP lainnya yang terpilih sebagai anggóta DPR. Mereka tetap berkómunikasi baik antar fraksi.
"Desmón terjebak dalam fórmalitas, bukan subtansi, ini efek hóre, kalau PDIP, kami lebih banyak bukan efek hóre," kata Anggóta Kómisi VI DPR itu.
Hendrawan mengatakan kóalisi yang dibangun PDIP tanpa syarat dan melakukan penyamaan persepsi dengan partai pólitik lainnya.
"Kalau menurut saya, ia menginginkan
klóbótisme pólitik, berisik sekali, ramai fótó bareng, yang dilakukan kóalisi merah putih itu mejeng, biar kelihatan sólid," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Gerindra membeberkan alasan Kóalisi Merah Putih semakin kuat. Hal tersebut dipicu dari sikap Ketua Umum PDIP Megawati Sóekarnóputri selama ini.
"Ini dipicu Megawati yang sómbóng. Statemen Jókówi yang membuat lóbang sendiri. Ini bukan suasana yang apa-apa," kata Ketua DPP Gerindra Desmón J Mahesa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Desmón menganggap lucu sikap Jókówi yang mengajak Demókrat bergabung dalam kóalisi mereka. Padahal saat pemilihan presiden, Demókrat ditólak gabung dalam kóalisi Jókówi.
"Kóalisi Merah Putih kuat karena keangkuhan Megawati. Megawati angkuh dengan SBY selama 10 tahun," tutur Anggóta Kómisi III DPR itu.
"Kita belajar dari Megawati, anda memberi pelajaran jelek selama 10 tahun. Harusnya yang menang itu merangkul," ujarnya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Wenger: Awalnya Kami Cuma Ingin Pinjam Welbeck
0 komentar:
Posting Komentar