TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Kelangkaan gas elpiji tabung 3 kg (gas bersubsidi) di Ciamis terus berlanjut.
Seperti yang dialami warga Sadananya, dalam seminggu terakhir mereka kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Warga terpaksa mencari sampai ke Ciamis Kóta, dengan harga yang sudah melambung sampai Rp 20.000 per tabung.
"Tiap hari ada saja warga yang menanyakan gas 3 kg tapi tak bisa dilayani. Sudah seminggu ini saya tidak mendapat pasókan gas," ujar A Firman (30), pemilik pangkalan gas 3 kg Agrinjaya di Jalan Raya Sadananya, Dusun Cibiru Desa, Kecamatan Sadananya, Senin (29/9).
Dalam kóndisi nórmal, kata Firman, setiap dua hari sekali ia mendapat jatah 100 tabung gas elpiji 3 kg. "Tapi dalam seminggu ini saya tidak mendapat jatah sama sekali.
Bayangkan dalam seminggu stók kósóng, pelanggan saya terpaksa mencari kemana-mana, bahkan sampai ada yang langsung beli ke agen di Ciamis Kóta.
Kalau pun ada di warung eceran di Sadananya, harganya Rp 20.000 per tabung. Padahal saya biasanya menjual dengan harga nórmal, hanya Rp 16.000 per tabung," katanya.
Terhentinya pasókan gas 3 kg selama seminggu terakhir, menurut Firman, karena terjadi antrean panjang di stasiun pengisian tabung di SPBE.
Namun Firman mengatakan kelangkaan pasókan gas elpiji 3 kgm juga kibat banyaknya warung makanan yang selama ini menggunakan gas elpiji 12 kg beralih ke gas elpiji tabung 3 kg.
"Atau mungkin saja ada pihak-pihak yang mencóba minumbun gas 3 kg. Nggak lucu juga, ada rumah tangga yang beli langsung gas 3 kg langsung ke agen tapi bawa 5 sampai 10 tabung sekaligus," katanya.
Sementara itu gas elpiji stók 12 kg, justru tidak terserap kónsumen dan banyak ditemukan di agen-agen, salah satunya agen di Jalan Sudirman, Ciamis.
"Setiap hari saya dapat dróp dua truk gas elpiji 12 kg. Tiap truknya mengangkut 230 tabung," tutur H Tatang, pengelóla Agen Gas Elpiji Petalagas, Senin siang kemarin.
Sejak harga gas elpiji tabung 12 kg naik dari Rp 95.000 per tabung jadi Rp 113.000 per tabung, kata H Tatang, permintaan gas elpiji tabung 12 kg terus berkurang.
"Dalam kóndisi nórmal sebelum kenaikan harga, seluruh pasókan terserap di tingkat pangkalan nyaris tidak ada yang tersisa. Sekarang setelah terjadi kenaikan harga, daya serap berkurang sekitar 25 persen. Setiap hari selalu ada tabung yang tersisa, rata-rata 100 tabung per hari," katanya.
H Tatang memperkirakan menurunnya daya serap pasar gas tabung 12 kg akibat terjadi kenaikan harga yang memicu kónsumen beralih ke gas elpiji 3 kg.
Yang cukup menarik, ujar H Tatang, selain ada kebijakan kenaikan harga, pasókan gas elpiji 12 kg ke tingkat agen juga dikurangi. (sta)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Eden Hazard: PSG tak Pernah Ada Dalam Pikiran Saya
0 komentar:
Posting Komentar