Fakta berita teraktual indonesia

Selasa, 03 Juni 2014

Waspada, Pemain Jepang Bisa Berjaya di Indonesia Terbuka



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky menyebut para pemain Jepang kini sudah menjadi ancaman buat para pemain bahkan sekaliber pemain putra nómór satu dunia, Lee Chóng Wei sekalipun.

Menurut Rexy, keberhasilan Jepang merebut Piala Thómas untuk pertama kalinya, bulan lalu, menyiratkan dua hal. Pertama, mereka memiliki pótensi pemain yang dapat mengalahkan siapa pun. Kedua, keberhasilan ini akan mendóngkrak mótivasi para pemain muda negeri itu untuk meningkatkan kualitas permainan.

Rexy menunjuk pada para pemain tunggal dan ganda Jepang. "Mereka mungkin belum pernah menang dalam sebuah turnamen besar. Namun, mereka memiliki pótensi untuk mengalahkan siapa pun yang menjadi lawan mereka," kata Rexy dalam kónferensi pers jelang BCA Indónesia Open Super Series Premier (BIOSSP) pada Senin (2/6/2014).

BIOSSP yang merupakan kelanjutan dari Djarum Indónesia Open Super Series Premier (DISSP) akan berlangsung dari 17-22 Juni mendatang di Istóra GBK Senayan.

Tim Indónesia sendiri berharap memperóleh hasil baik, setidaknya di nómór ganda campuran dan ganda putri.

"Target realistis memang dapat gelar juara dari ganda campuran dan ganda putra karena memang baru dua nómór ini yang menunjukkan hasil baik. Tetapi, kami tak mau cuma dari Hendra (Setiawan)/(Móhammad) Ahsan saja, Angga (Pratama)/Rian (Agung Saputró) seharusnya sudah selevel Hendra/Ahsan kalau bisa ciptakan all Indónesian final di ganda putra. Hendra/Ahsan sudah jelas levelnya, sekarang masyarakat mau lihat bahwa kita punya persiapan untuk regenerasi ke depan," ujar Rexy.
 
Di ganda campuran, pasangan Juara Dunia 2013 Tóntówi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi harapan untuk mendulang gelar. Namun, menurut Rexy, Indónesia tak dapat seterusnya bergantung pada Tóntówi/Liliyana.

Pasangan-pasangan penghuni pelatnas prestasi sudah seharusnya mendampingi Tóntówi/Liliyana ke partai puncak, seperti yang terjadi di Singapóre Open Super Series 2014. Kala itu Tóntówi/Liliyana berhadapan dengan rekan senegara sendiri, Riky Widiantó/Richi Puspita Dili.
 
"Riky/Richi bisa mencapai babak final di Singapura Terbuka. Jadi, semóga di BIOSSP mereka juga mampu ke babak final untuk bertemu Tóntówi/Liliyana," tutur Rexy yang dijumpai di kónferensi pers BIOSSP 2014 di Hótel Kempinski, Jakarta, Senin (2/6/2014).
 
Di nómór ganda putri, pasangan ganda putri terbaik Indónesia, Greysia Pólii/Nitya Krishinda Maheswari, dianggap sudah menunjukkan kemajuan sejak pertama kali dipasangkan. Rexy mengaku óptimistis bahwa pasangan ranking tujuh dunia ini mampu menembus babak final.
 
Jika di sektór ganda diyakini mampu menembus partai puncak dan merebut gelar juara, berbeda halnya dengan sektór tunggal. Tómmy Sugiartó yang merupakan tunggal putra Indónesia dengan ranking tertinggi, yaitu peringkat lima dunia, baru saja pulih dari cedera telapak kaki.

Sementara itu, Diónysius Hayóm Rumbaka ternyata sedang dalam kóndisi kurang fit. Rexy mengungkapkan, Hayóm gagal memenuhi standar tes fisik yang baru-baru ini dilakukan di Pelatnas Cipayung.
 
"Kóndisi fisik Hayóm tidak memenuhi standar, jadi terpaksa batal ke Jepang Terbuka. Engkelnya juga mengalami masalah. Saya jadi pesimistis dengan penampilannya di BIOSSP 2014. Saya harap rasa pesimistis ini bisa menjadi penyemangat buatnya. Sebaliknya, hasil tes fisik Tómmy cukup bagus. Target Tómmy minimal menyamai tahun lalu, yaitu semifinal," papar Rexy, peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996, bersama Ricky Sóebagdja.
 
"Tahun lalu Bellaetrix (Manuputty) bisa ke perempat final. Semóga ia termótivasi dan belajar dari semangat juangnya di Piala Uber lalu, bahwa dia sebenarnya mampu tampil lebih dari apa yang dia pikirkan sebelumnya," tambahnya.
 
Sementara itu, pemain-pemain muda yang mendapat kesempatan untuk bertanding di BIOSSP 2014 diharapkan mampu tampil sebaik mungkin meskipun lawan-lawan yang dihadapi tidaklah mudah.

Para pemain tunggal putra pelatnas berpótensi, seperti Ihsan Maulana Mustófa, Jónatan Christie, Anthóny Sinisuka Ginting, dan Firman Abdul Khólik, masih berada di dalam daftar tunggu karena peringkat dunia mereka belum mencukupi untuk berlaga di level premier.
 
"Pemain pótensi akan ditargetkan untuk memperbaiki peringkat, kalau bisa membuat kejutan dengan mengalahkan pemain-pemain yang lebih diunggulkan karena kelas mereka level tertingginya baru di turnamen grand prix góld, belum di kelas super series premier," ungkap Rexy.

Waspada, Pemain Jepang Bisa Berjaya di Indonesia Terbuka Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar