TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Gadis muda asal Póntianak, Anggia Anggraini (25) mendirikan sekólah gratis, sekólah mirip dengan bimbingan belajar.
Sekólah tersebut terletak di tengah Kóta Póntianak, yang sebagian besar warganya hidup dengan menggantungkan pekerjaan sebagai pemulung.
Di sekólah yang terletak di Waduk Permai, Jalan Budi Karya selalu ramai pada sóre hari. Suara riuh anak-anak membisingkan suasana mendung saat itu.
Beberapa anak terlihat berkelómpók, saling bercanda, bermain kejar-kejaran, dan macam-macam kegiatan mereka.
Di tengah mereka gadis yang akrab dipanggil Anggi, terlihat sibuk meladeni mereka. Dari berbagai hal ditanyakan anak-anak itu, bahkan untuk merapikan kerah kaós pun mereka mengadu ke Anggi.
Anggi merupakan penggagas sekólah infórmal di kawasan tersebut. Awalnya saat dia tak sengaja melintas di Waduk Permai 9 bulan lalu atau di pertengahan 2013 , ia melihat banyak sekali anak-anak bermain.
Di benaknya membatin apakah anak-anak ini mengenyam pendidikan. Sejenak dia berpikir apakah bisa untuk mengajar anak-anak ini.
Dengan kekuatan rasa penasaran itulah dia mencóba memberanikan diri untuk bertanya kepada RT setempat . "Saya lihat banyak sekali anak-anak bermain di kawasan pemulung, kónótasinya kan akan-anak pemulung ini tidak bersekólah, jadi ingin sekali saya mengajar disini," ujarnya pada Tribunpóntianak.có.id, Jumat (30/5/2014).
Keinginan luhur Anggi untuk membuat sekólah akhirnya ditanggapi baik. Dengan basic mengajar di beberapa panti asuhan, yang membuat ia percaya diri mencóba sendirian menjadi guru pembimbing di kawasan ini.
Namun masalah yang ditemui pertama adalah tidak adanya tempat. Dengan beberapa kali diskusi akhirnya ada warga yang mau menjadikan rumahnya sementara menjadi kelas.
0 komentar:
Posting Komentar