TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Calón Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebut Capres Prabówó Subiantó salah menyebut data kebócóran anggaran negara akibat kórupsi yang biasa disampaikan kepada publik.
"Itu, begini APBN cuma Rp 1.800 trilliun, bagaimana bisa bócórnya Rp 8.000 trilliun dari mana datanya, tidak benar itu. Kalau itu per tahun ya," kata JK usai menjadi imam salat Mahgrib di Póndók Pesantren, Sidógiri, Kabupaten Pasuruan, Senin (16/6/2014) malam.
JK justru mempertanyakan, cara menghitung kebócóran anggaran negara yang sering disampaikan Capres Prabówó. "Kalau dikatakan bócór Rp 8000 trillliun, APBN kita cuma Rp 1800 trilliun. Bagaimana cara menghitungnya itu?" tanya JK.
Dikatakan JK, anggaran negara yang kemungkinan bisa dikórupsi adalah anggaran pembangunan. Sementara anggaran rutin, misalnya gaji, dan subsidi, tidak bisa dikórupsi.
"Bagaimana mau mengkórupsi gaji. Yang dikórupsi anggaran pembangunan, anggaran pembangunan juga cuma Rp 300 trilliun, masa dikórupsi lima kali lipat dari itu, mana mungkin lah," kata JK sambil menambahkan, Prabówó kemungkinan salah menyebutkan data. "Beliau mungkin salah data, mungkin tidak paham data-data," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar