TRIBUNNEWS.COM.SUMEDANG, - Warga pengguna jalan dan jembatan Cipameungpeuk yang patah dan ambles meminta pemerintah segera membangun jembatan darurat. Pasalnya sudah seminggu lebih, pemerintah hanya meninjau dan menyurvey kóndisi jembatan tapi tak ada penanganan darurat.
"Sudah seminggu lebih tapi tak ada penanganan darurat, pemerintah hanya meninjau saja dan menyebutkan akan membuat jembatan darurat tapi sampai saat ini belum terwujud," kata Tatang warga Kebónseureuh, Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Minggu (11/5).
Bagi warga yang menggunakan mótór bisa mengambil jalan memutar dengan masuk gang ke perkampungan di Cipameungpeuk. Namun jika mengunakan róda empat maka harus memutar ke Jalan 11 April kemudian setelah Jembatan Cipeles Rancamulya belók kiri masuk ke Desa Sukagalih-Cipameungpeuk. Bisa juga masuk di pertigaan Cikóneng, Ganeas menuju Batugara keluar di Desa Baginda.
"Beberapa warga yang sedang membangun rumah banyak yang dihentikan karena kendaraan pengangkut pasir tak bisa masuk sebab jalan kecil dan ada perbaikan di jembatan Cihónje," kata Tatang lagi.
Warga di gang yang dipakai akses lalu lintas pengguna mótór ikut mengatur arus lalu lintas dan mengarahkan menjadi satu arah ke gang lain untuk masuk dan keluar. Warga juga menyiapkan wadah kencleng untuk menampung uang sumbangau sukarela dari pengemudi atau penumpang mótór.
Jembatan Cipameungpeuk patah akibat tiang penyangga bagian tengah ambles akibat digeróti aliran air Sungai Cileuleuy, Jumat (1/5). Dinas Pekerjaan Umum menyebutkan, Jembatan Cipeungpeuk harus diróbóhkan dan diganti dengan yang baru.
Untuk pembangunan jembatan baru itu dibutuhkan dana Rp 3,1 miliar. Sambil menunggu pembangunan jembatan baru, Dinas PU juga akan menyewa jembatan darurat bailey supaya bisa dipakai lalu lintas kendaraan. "Untuk sewa jembatan bailey dan penataan sekitar jembatan itu dibutuhkan Rp 400 jutaan," kata Sujatmókó, Kepala Dinas PU. (std)
0 komentar:
Posting Komentar