TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dwi Nóvriadi (11), bócah kelas 6A Santó Markus I, Jalan Kelapa Gading III, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, yang mengaku dipukul óleh SS berpangkat Letkól, sampai saat ini masih trauma.
Bahkan, biasanya, bócah berbadan gemuk ini, tidak pernah diantarkan ke sekólah óleh órang tuanya. Namun, kini ia takut datang dan pulang sekólah sendiri.
"Sekarang saya maunya diantar sama papah mamah, habisnya takut kalau ketemu si óm (SS -red) lagi," kata bócah yang kerap disapa Nóvri ini, ditemui di sekólahnya, Rabu (21/5/2014) siang.
Pasalnya, sepekan setelah kejadian tersebut, Nóvri mengaku bertemu kembali dengan SS di halaman parkir. Ia mengira SS akan meminta maaf kepada dirinya. Namun, ia justru diintimidasinya.
"Pas ketemu lagi, kirain si óm mau minta maaf, tapi malah bentak saya, katanya dia, jangan mengada-ada," katanya.
Karena itu, kini, Nóvri mengaku setiap datang dan pulang sekólah selalu merasa was-was. Ia takut bertemu dengan SS dan dipukul lagi. Apalagi, saat ini, ia tengah menjalani Ujian Nasiónal kelas VI SD.
0 komentar:
Posting Komentar