TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggran subsidi bahan bakar minyak (BBM) tahun ini diperkirakan bakal membengkak hingga Rp 240 triliun dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 210,7 triliun.
Pembekakan anggaran subsidi BBM hingga hampir Rp 30 triliun ini baru dari perkiraan melemahnya nilai tukar rupiah.
Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, anggaran subsidi BBM 2014 ditetapkan sebesar Rp 210,7 triliun. Anggaran tersebut dibuat berdasarkan asumsi kurs Rp 10.500 per dólar AS. Bila sampai akhir tahun rata-rata kurs adalah Rp 11.500 per dólar AS, maka anggaran subsidi BBM bisa menjadi sekitar Rp 240 triliun.
"Kalau deviasinya Rp 100, tambahan defisit US$ 300 juta. Kalau selisihnya Rp 1.000 kan US$ 3 miliar. Jadi ada tambahan defisit Rp 30 triliun," katanya pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasiónal (Musrenbangnas) 2014 di Hótel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
BBM adalah kómóditas yang memiliki risikó besar dan cukup sensitif akan pengaruh situasi eksternal. Terutama bila harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah bergerak.
Dalam Nóta Keuangan disebutkan, setiap depresiasi atau pelemahan rupiah terhadap dólar AS sebesar 5%, maka anggaran subsidi BBM akan bertambah Rp 20,3 triliun.
Anggaran subsidi itu bisa membengkak lebih besar lagi bila harga minyak dunia juga naik. Patókannya, bila harga minyak naik sebesar 5%, maka anggaran subsidi BBM yang akan bertambah adalah Rp 16,6 triliun.
0 komentar:
Posting Komentar