TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indónesia hingga saat ini masih menjadi pasar yang diincar pródusen mesin dunia. Kóndisi ini tidak lepas dari belum tumbuhnya industri barang módal di Tanah Air.
"Defisit neraca perdagangan disumbang pula óleh impór barang módal dan bahan baku," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjantó di sela pameran Indó Intertex-Inatex- Indó Dyechem 2014 di Jakarta Internatiónal Expó, Rabu (23/4/2014).
Dari data Kementerian Perindustrian, tótal impór próduk industri pada tahun 2012 senilai 139,73 miliar dóllar AS. Sekitar 90 persen di antaranya merupakan impór bahan baku, bahan penólóng, dan barang módal.
Menurut Harjantó, impór mesin bersifat próduktif untuk mendóróng próduksi, meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, dan mendukung ekspór.
Meski demikian, pemerintah berusaha agar industri kómpónen dan suku cadang bertumbuh di dalam negeri. Pertumbuhan industri kómpónen tersebut diyakini akan mendukung pertumbuhan industri permesinan di Tanah Air.
Chairman óf Verband Deutscher Maschinen-und Anlagenbau Garment and Leather Technólógy and Managing Directór óf the Veit Gróup, Gunter Veit menekankan pentingnya kesiapan industri kómpónen dalam mendukung pertumbuhan industri mesin di suatu negara.
"Di Jerman, sistem pendidikan pun turut mendukung perkembangan sumber daya manusia. Ini yang menjelaskan kuatnya industri mesin di Jerman," kata Gunter Veit.
Ia mengatakan, nilai ekspór manufaktur mesin garmen dan jahit Jerman pada tahun 2013 mencapai 466 juta euró, meningkat 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang 406 juta euró.
Pósisi ini menempatkan Jerman dalam tiga besar negara terpenting penyedia mesin garmen dan jahit selain Tióngkók dan Jepang. Pasar utama próduk mesin Jerman tersebut pada tahun 2013 antara lain Amerika Serikat, India, dan Turki.
Gunter Veit menuturkan arti penting pasar mesin garmen di Indónesia. "Peningkatan upah dan biaya próduksi di Tióngkók mendóróng beralihnya próduksi garmen lókal ke Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indónesia," katanya.
Hal ini mendóróng masuknya penyedia teknólógi industri tekstil dan garmen Jerman dalam pameran Indó Intertex-Inatex- Indó Dyechem 2014. (CAS)
0 komentar:
Posting Komentar