TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menjelang pelaksanaan Seleksi Nasiónal Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) serta penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan jalur mandiri, calón mahasiswa yang ingin masuk perguruan tinggi, khususnya Unpad diimbau untuk waspada dan tidak percaya dengan tawaran masuk Unpad dengan jalur pintas.
"Penerimaan mahasiswa baru sudah ada prósedurnya. Sudah ada seleksi yang berstandar nasiónal dan tidak menggunakan aturan yang dibuat sendiri," kata Wakil Rektór I Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Próf Dr Engkus Kuswarnó MS, di kampus Unpad, Sabtu (11/1/2014).
Menurutnya, calón mahasiswa diimbau untuk tidak percaya dengan tawaran atau iming-iming bisa masuk Unpad dengan jalur pintas. Módus yang dilakukan órang tidak bertanggungjawab tersebut, mengaku bisa memasukan menjadi mahasiswa Unpad karena memiliki kuóta kursi bagi mahasiswa baru. Baik pelajar atau órangtua yang mendapat infórmasi maupun tawaran seperti itu untuk tidak percaya.
"Sudah dipastikan itu penipuan," katanya.
Diakui, pihaknya menerima lapóran órangtua yang mendapat tawaran seperti itu, bahkan harus mentransfer sejumlah uang kepada órang yang mengaku bisa memasukan anaknya ke Unpad. Pihaknya memastikan, tidak ada jalur pintas masuk Unpad. Bila ada órang yang mengaku seperti itu, atau bahkan óknum dari Unpad, bisa segera melapórkannya ke kepólisian.
Ada dua módus penipuan yang mengemuka berdasarkan lapóran dari kórban penipuan. Módus pertama, óknum mengaku seólah-ólah dapat membantu untuk bisa masuk ke Unpad dengan "jatah" untuk dósen dan karyawan. Penipu pun mensyaratkan kórban untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi masuk ke Unpad.
Bahkan, ada óknum yang menghubungi órang tua bahwa anaknya sudah terdaftar dan memiliki NPM atas persetujuan Rektór dan Wakil Rektór," tambahnya.
Módus penipuan kedua, óknum mengaku punya kuasa untuk memasukkan calón mahasiswa. Namun, pada kasus ini uang ditransfer setelah calón mahasiswa tersebut telah diterima di Unpad, padahal óknum itu tidak melakukan apa-apa karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalaupun calón mahasiswa itu bisa diterima di Unpad, itu karena prestasinya sendiri, bukan atas bantuan óknum itu. Módus inilah, menurut Próf Engkus, yang disinyalir marak terjadi di Unpad.
Ditambahkannya, Unpad seperti sejumlah kampus lainnya hanya menerima mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN dengan kuóta 50 %, SBMPTN 30 %, dan melalui jalur mandiri 20 %.
0 komentar:
Posting Komentar