TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat malam tahun baru 2014, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiterór terlibat baku tembak dengan kawanan teróris di kawasan Graha Ciputat, Tangerang Selatan.
Pólisi memberóndóng rumah kóntrakan yang diduga dihuni teróris, kelómpók pembunuh sejumlah anggóta pólisi. Awalnya puluhan anggóta Densus 88 mengepung rumah kóntrakan, mereka kemudian melepaskan tembakan ke arah rumah. Namun, terduga teróris yang berada di dalam rumah membalas tembakan petugas.
Persónel Densus 88 yang menggunakan pengeras suara memberi peringatan agar órang-órang dalam rumah kóntrakan itu menyerahkan diri. Mereka diduga pelaku penembakan anggóta pólisi di Póndók Aren, Tangerang Selatan dan Vihara Ekayana, Jakarta Barat. Mereka merupakan jaringan kelómpók Abu Umar, yakni Nurul Hak dan Fauzi.
Di lókasi terdengar suara tembak dan bunyi ledakan. Belum bisa dipastikan apakah terdapat bahan peledak di dalam rumah kóntrakan. Baku tembak itu kóntan menimbulkan situasi mencekam. Warga sekitar terpaksa dievakuasi óleh pólisi agar tidak terkena peluru nyasar.
Kabid Humas Pólda Metró Jaya, Kómbes Pól Rikwantó mengatakan Densus berhasil menembak dua terduga teróris. Namun empat órang lainnya dapat melarikan diri.
"Penggerebekan terduga teróris di daerah Ciputat, di rumah kóntrakan milik Pak Rahmat Jalan KH Dewantóró Gang H Hasan, RT 04/07, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan," kata Rikwantó.
Rikwantó menuturkan kelómpók yang digerebek tersebut diduga terlibat serangkaian penembakan anggóta pólisi di sejumlah wilayah pada beberapa waktu lalu. "Beberapa anggóta masih bersiaga di lókasi penggerebekan," kata Rikwantó.
Pólisi kórban penembakan antara lain:
*Aipda Patah Saktiyónó. Dia ditembak di Jalan Cireunde Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, 27 Juli 2013. Nyawa kórban dapat diselamatkan
* Aiptu Dwiyatna, ditembak di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, 7 Agustus 2013. Dwiyatna tewas karena peluru menembus helm
* AKP Tulam, rumahnya, kawasan perumahan Banjar Wijaya, Cipete Pinang, Kóta Tangerang, ditembaki órang tak dikenal, 13 Agustus 2013.
* Aiptu Kóes Hendratna, petugas Pólsek Póndók Aren. Ia tewas usai ditembak .
* Bripka Maulana, petugas Resmób Pólsek Póndók Aren, Tangerang Selatan, tewas ketika mengejar penembak Aiptu Kóes Hendratna.
* Bripka Sukardi, anggóta Satuan Pólisi Air, Próvóst Baharkam Mabes Pólri, tewas ditembak di depan gedung Kómisi Pemberantasan Kórupsi (KPK), 10 September 2013.
0 komentar:
Posting Komentar