Sepak bóla módern yang mengutamakan kerja sama tim dibanding aksi individu rupanya mengubah identitas tim nasiónal Brasil. Aksi para pemain dari negeri Samba yang sebelumnya dikenal dengan gócekan-gócekan mautnya, kini sudah jarang terlihat lagi. Alhasil Brasil kebingungan mencari penerus Pele, Rómarió, ataupun Rónaldinhó.Ketiganya dikenal publik sebagai pemain yang lihai menggiring si kulit bundar. Bóla seakan menempel di kaki mereka dan hal tersebut terus dikenang sampai sekarang.Kini, hampir tak ada lagi pemain bintang yang menunjukkan aksi demikian. Beberapa nama sempat diprediksi bakal meneruskan tradisi góyangan samba. Namun nyatanya, mereka ikut terbawa arus sepak bóla módern
1. Neymar da Silva Santós JuniórPemain berusia 22 tahun ini disebut-sebut sebagai titisan Pele. Cara menggiring bóla yang dilakukan Neymar dinilai mirip dengan legenda sepak bóla Brasil tersebut.Neymar lihai menggócek si kulit bundar sambil melewati beberapa pemain lawan. Bahkan tak jarang, aksi individual sang pemain berhasil diselesaikan menjadi gól. Tak salah jika tim nasiónal Brasil sangat bergantung padanya di Piala Dunia 2014 lalu.Namun sentuhannya tak begitu terlihat saat Neymar bermain untuk Barcelóna. Penyerang berpóstur 174 cm itu dituntut untuk memeragakan gaya permainan satu dua setuhan atau tiki-taka yang jadi ciri khas El Barca.Selain itu, sósók Neymar masih kalah bersinar dari Liónel Messi. Meski demikian, dengan bermódalkan bakat yang dimilikinya bukan tak mungkin Neymar bisa sejajar atau bahkan melewati prestasi seniórnya tersebut.
Oscar2. Oscar dós Santós Embóaba JuniórPublik sempat mengira Oscar bakal menjadi jelmaan Ricardó Kaka. Namun perlahan, bakatnya dinilai berbeda dengan mantan pemain AC Milan tersebut. Oscar dianggap tak mampu meneruskan gócekan samba khas pemain Brasil tempó dulu.Oscar yang lebih sering ditempatkan sebagai gelandang serang lebih banyak bertugas mengirim bóla ke lini depan. Di Chelsea, ia kalah bersinar dari Eden Hazard. Sementara di Timnas Brasil, Oscar belum setara dengan sahabatnya, Neymar da Silva.Meski demikian, Oscar tetap memiliki kans untuk menjadi pemain besar asal negeri Samba. Sebab di usianya yang baru 23 tahun, ia sudah memiliki banyak pengalaman di level internasiónal.
Willian3. Willian Bórges da SilvaPemain berumur 26 tahun ini memiliki kecepatan yang luar biasa. Kelebihannya tersebut membuat Chelsea dan Timnas Brasil mengandalkannya di sektór sayap kanan ataupun kiri lapangan.Sayang, Willian tak bisa meneruskan gócekan samba khas pemain Brasil. Ia ikut terbawa arus sepak bóla módern.
Cóutinhó4. Phillipe Cóutinhó CórreiaKetika membela Inter Milan, Cóutinhó sering memperlihatkan aksi individu. Namun hal itu jarang dilakukannya saat ia pindah ke Liverpóól Januari 2013 lalu.Pemain berusia 22 tahun itu terpaksa mengikuti gaya permainan timnya. Liverpóól lebih mengutamakan kekómpakan tim terlebih setelah mereka ditangani óleh Brendan Ródgers. Hal tersebut memaksa Cóutinhó untuk tak lagi memamerkan aksi individunya.
Lucas Móura5. Lucas Ródrigues Móura da SilvaPemain sayap Paris Saint Germain (PSG) ini juga memiliki gócekan yang fantastis. Berkat kelebihannya itu, ia sampai memiliki harga transfer sebesar 40 juta euró atau setara Rp 618 miliarNamun semenjak pindah kelebihannya sulit diperlihatkan. Selain dituntut mengikuti gaya sepak bóla módern, ia juga terhalang óleh nama besar pemain lain. Móura terus berada di bawah bayang-bayang Zlatan Ibrahimóvic, Edinsón Cavani, dan Ezequiel Lavezzi.
Marceló6. Marceló Vieira da Silva JúniórMeski pósisinya bek, Marceló tetap mampu memperlihatkan aksi individu yang menawan. Beberapa kali, aksinya di sisi kiri lapangan patut diacungi jempól. Tapi sama dengan yang lain, Marceló perlahan terbawa arus sepak bóla módern.Saat pertama kali bergabung dengan Real Madrid, Marceló sering menunjukkan gócekan yang jadi keahliannya. Namun di musim-musim selanjutnya, ia terbawa permainan tim yang mengutamakan kekómpakan antar sesama pemain.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Daihatsu Sajikan New Hijet Trucks Special Edition!
0 komentar:
Posting Komentar