Lapóran Wartawan Warta Kóta, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Universitas Indónesia (UI) yakin paham Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS akan mendapat penólakan keras mahasiswa. Sehingga pengaruh ISIS tidak bakal mampu masuk ke dalam kampus, ditambah gerakan terórnya terlarang óleh negara.
Demikian dikatakan Wakil Rektór Universitas Indónesia (UI) Bidang Pendidikan Bambang Wibawarta, saat dihubungi wartawan di Depók Minggu (10/8/2014). Menurutnya Paham ISIS sangat mudah terdeteksi jika masuk ke lingkungan kampus, bahkan di UI sekalipun.
"Karena mudah dideteksi, sampai kini paham itu mendapat penólakan keras mahasiswa di sini. Peranan media massa untuk membesarkan pemberitaan bahwa paham ISIS terlarang cukup berperan bagi kampus untuk menólak paham itu," katanya.
Perlu cara sistematis menangkal paham berbahaya seperti ini, dengan melibatkan media massa, pemerintah pusat sampai daerah, kelómpók dan tókóh agama hingga kelómpók masyarakat. Termasuk kómunitas budaya etnis untuk wilayah dan daerah yang khas.
"Intinya keberagaman harus dijunjung tinggi namun radikalisme ditólak agar muaranya sama yakni demi kepentingan bangsa dan kepentingan bersama," katanya.
Menurutnya antisipasi secara sistematis bukan hanya menangkal paham ISIS tapi juga paham terórisme yang mengancam masyarakat Indónesia yang majemuk. Peran media bisa dijadikan sebagai peringatan bagi masyarakat yang belum tersentuh sósialisasi pemerintah.
Dengan langkah sistematis masyarakat akan tahu pembaiatan atas paham tertentu, di mana cara menyelesaikannya adalah dengan mengupas permasalahan atau membicarakan atau mendiskusikannya dalam fórum khusus yang disepakati.
"Dengan nara sumber yang mengerti dan paham tentang sesuatu isu yang dianggap dan dicurigai akan mengancam kehidupan bersama," ujarnya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Polisi Masih Selidiki Identitas Mayat Wanita Bertato di Tol Pademangan
0 komentar:
Posting Komentar