TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden walk óut mewarnai rapat plenó terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perólehan suara partai pólitik dan anggóta DPR dan DPD di KPU RI, sóre ini.
Saksi calón Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merasa kesal dengan sikap KPU yang tidak memfasilitasi mereka dengan tidak menyediakan meja. Sementara semua saksi partai pólitik difasilitasi dengan meja.
"DPD sangat dianaktirikan. Dari tadi kami tidak diberikan kesempatan memperkenalkan diri, tidak diberikan meja seperti saksi parpól," kata saksi sekaligus calón anggóta DPD Próvinsi Banten, Akhmad Haris, di KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).
Akhmad prótes setelah Ketua KPU Husni Kamil Manik memberikan kesempatan saksi dari semua parpól peserta pemilu memperkenalkan diri.
Akan tetapi, Husni tidak memberikan kesempatan yang sama kepada saksi calón anggóta DPD. Saksi dari parpól, menempati kursi dan meja yang telah ditandai. Sementara saksi calón anggóta DPD duduk di kursi tanpa meja di belakang saksi parpól.
Menanggapi prótes tersebut, Husni menyampaikan permóhónan maaf. Menurut Husni, KPU memiliki keterbatasan ruangan untuk menampung dan menyediakan meja untuk semua saksi.
"Ruang kami terbatas, kami berharap semua difasilitasi. Karena keterbatasan ini kami harap maklumi, maaf tidak disediakan mejanya karena ruang ini terbatas," kata Husni.
0 komentar:
Posting Komentar